Audi A6 E-Tron vs. BMW i5, Mercedes-Benz EQE: Manakah Sedan EV Eksekutif Terbaik?

LANGIT7.ID-Jakarta; Audi memperluas jajaran mobil listriknya dengan A6 e-tron yang sangat dinantikan dan varian S6 e-tron yang sporty. Diperkenalkan sebagai sebuah konsep tiga tahun lalu, kendaraan listrik pertama yang berbasis platform PPE baru kini hadir di pasar yang padat dan stagnan. Saingan berat BMW i5 dan Mercedes-Benz EQE mengintai dari kegelapan, jadi ada baiknya melihat keunggulan A6.

Audi A6 e-tron mendarat di pasar yang sama sekali berbeda dibandingkan pada tahun 2021 ketika konsep A6 Avant e-tron diperkenalkan di Auto Shanghai. Saat itu, kendaraan listrik sedang populer, dan pembuat mobil berjanji untuk menghentikan semua program ICE mereka dan menggunakan mobil bertenaga elektron. Situasinya tidak jauh berbeda pada tahun 2024, dengan pelanggan yang enggan menerima revolusi kendaraan listrik dan para CEO pembuat mobil menulis ulang pidato mereka mengenai elektrifikasi.

Menarik untuk melihat bagaimana Audi A6 e-tron akan merebut pangsa pasar dari pemain mapan dalam kondisi baru. Kita telah melihat betapa buruknya tarif Tesla di pasar sedan eksekutif EV. Namun, pepatah lama mengajarkan kita bahwa tidak perlu berlari lebih cepat dari beruang, cukup berlari lebih cepat dari beruang paling lambat dalam kelompok Anda untuk bertahan hidup. Itu sebabnya perlu mengadu pendatang baru ini dengan rival beratnya, BMW i5 dan Mercedes-Benz EQE, yang kemungkinan merupakan pesaing terdekatnya.

Desain dan fitur



Meski tidak jauh berbeda dengan konsep tahun 2021, Audi A6 e-tron tidak mendobrak batasan apa pun dalam hal daya tarik seks. Itu Audi, oke, tapi tidak ada yang akan membuat Anda bermimpi. Jika ada, sepertinya varian BMW i5 yang dimodifikasi tanpa gril ginjal. Hal ini tidak selalu buruk, mengingat pelanggan menolak desain aneh yang biasanya dikaitkan dengan kendaraan listrik atau hibrida.

Namun, BMW i5 memiliki alasan bahwa pada dasarnya itu adalah Seri 5 dengan baterai dan motor listrik, sedangkan Audi A6 e-tron mengguncang platform khusus EV terbaru Grup Volkswagen, Premium Platform Electric (PPE). Ini dikembangkan dalam kemitraan dengan Porsche, yang akan menggunakannya untuk Cayenne EV mendatang. Memiliki platform khusus di bawahnya menawarkan manfaat penting dalam hal efisiensi dan pengemasan.

Namun, hal tersebut tidak menjamin kesuksesan komersial, seperti yang ditunjukkan oleh Mercedes-Benz EQE. Berbeda dengan Audi dan BMW yang mengadopsi desain konvensional, produsen mobil Stuttgart ini berpendapat bahwa penampilan yang berbeda akan menjadi pendekatan yang lebih baik. Namun, pilihan ini terbukti salah sehingga Mercedes kini mempertimbangkan untuk meninggalkan seluruh merek EQ dan mengikuti jejak produsen mobil Jerman lainnya. Mercedes-Benz EV mendatang akan berbagi desain dan branding dengan model ICE.

Tentunya ketiga EV Jerman ini unggul di bidang teknologi dan tentunya tidak akan mengecewakan dari segi fitur dan kenyamanan. Namun, ada perbedaan yang jelas dalam cara masing-masing memanjakan penumpangnya. Sementara Mercedes-Benz EQE mengadopsi gaya kemewahan modern yang subur, BMW dan Audi mengandalkan fitur-fitur berteknologi tinggi dan tata letak modern, mungkin sedikit ekstrim dalam kasus i5. Sulit untuk menentukan pendekatan mana yang terbaik, mengingat mereka menargetkan tipe pelanggan yang sangat berbeda, sering kali terjebak dalam keberpihakan pada merek mereka.

Jangkauan dan efisiensi



Seperti yang diharapkan, platform khusus EV menawarkan karakteristik aerodinamis terbaik, meskipun perbedaannya tipis. Audi A6 e-tron jelas menjadi juara di sini, dengan koefisien drag 0,21, diikuti oleh Mercedes-Benz EQE dengan 0,22. Sedangkan BMW i5 berada di urutan terakhir dengan koefisien drag 0,23. Meskipun aerodinamika bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi jangkauan, namun faktor ini memainkan peran penting, terutama saat berkendara dengan kecepatan tinggi.

Efisiensi juga dipengaruhi oleh kerugian pada elektronika daya dan unit penggerak. Dengan memperhatikan konsumsi daya masing-masing model, jelas bahwa Audi telah melakukan pekerjaan rumahnya lebih baik dibandingkan para pesaingnya. A6 e-tron hanya mengkonsumsi 17 kWh/100 km (62,1 mil), diikuti oleh EQE, dengan 18,7 kWh/100 km, dan BMW i5, yang membutuhkan 19,5 kWh per 100 km. Semua angka ini sesuai dengan standar WLTP Eropa, yang cenderung terlalu optimis.

Mengendarai aerodinamis dan efisiensinya yang mengesankan, Audi A6 e-tron menawarkan jangkauan terdepan di kelasnya "lebih dari 750 km" atau 466 mil, sekali lagi mengikuti siklus WLTP. Agar tetap berada di daftar yang sama, BMW i5 menawarkan WLTP hingga 582 km/361 mil, sedangkan Mercedes-Benz EQE dapat melaju hingga 654 km (406 mil) dengan sekali pengisian daya. Kapasitas baterai juga berperan, dengan BMW i5 memiliki baterai terkecil (81,2 kWh bersih), diikuti oleh Mercedes EQE, dengan kapasitas yang dapat digunakan sebesar 90 kWh, dan Audi A6 e-tron dengan baterai 94,9 kWh.

Audi A6 e-tron juga menjadi juara pengisian daya, berkat arsitektur 800 voltnya. Dayanya dapat diisi hingga 270 kW, dibandingkan dengan 250 kW untuk Mercedes-Benz EQE dan hanya 205 kW untuk BMW i5. Audi hanya membutuhkan waktu 21 menit untuk mengisi baterai dari 10% hingga 80%. Pencapaian yang sama membutuhkan waktu 30 menit di BMW i5 dan 32 menit di Mercedes-Benz EQE.

Kekuatan dan kinerja



Audi A6 e-tron dimulai dengan varian RWD yang menyalurkan tenaga hingga 270 kW (362 hp) ke roda belakang. Ini cukup untuk berakselerasi dari 0 hingga 100 kpj (62 mph) dalam 5,4 detik. Sementara itu, Mercedes-Benz EQE 350+ hanya menghasilkan tenaga 215 kW (288 hp) dalam waktu akselerasi 6,4 detik, sedangkan BMW i5 berada di posisi tengah dengan 250 kW/335 hp dan 6,0 detik.

Di sisi lain, Audi S6 Sportback e-tron memiliki output maksimum 405 kW (543 hp), yang cukup untuk melesat hingga 100 kpj dalam 3,9 detik. Baik Mercedes-AMG EQE 53 4Matic+ (460 kW/617 hp) dan BMW i5 M60 xDrive (442 kW/593 hp) terlihat lebih bertenaga. Yang pertama membutuhkan 3,5 detik untuk mencapai 100 kpj, sedangkan i5 membutuhkan 3,8 detik.

Data Lapangan



Di atas kertas, Audi A6 e-tron siap menghadapi musuhnya di dalam negeri. Ia memiliki keunggulan penting dalam performa berkat arsitektur 800 voltnya, dan para insinyur memastikan ini adalah salah satu kendaraan listrik paling efisien di pasar. Kendaraan ini lebih bertenaga dan cepat pada varian dasarnya sekaligus mencetak rekor jangkauan baru di segmen sedan EV eksekutif, bahkan melampaui Tesla Model S (634 km/393 mil WLTP). Masih harus dilihat apakah angka-angka mengesankan ini akan dikonfirmasi dalam tes independen, namun sejarah menunjukkan bahwa Audi agak konservatif ketika berbicara tentang jajaran EV.

Tentu saja di segmen ini merek lebih penting daripada perhitungan pragmatis. Orang-orang mengabdi pada merek yang mereka cintai, dan tidak peduli seberapa bagus persaingannya, mereka akan cenderung membeli mobil yang memakai lencana yang sama. Harga juga bukan faktor penting, meski Audi A6 e-tron adalah yang termahal, mulai dari 75.600 euro (sekitar $82.500). Sebagai referensi, BMW i5 dibanderol mulai dari 70.200 euro ($76.600), sedangkan Mercedes-Benz EQE memiliki harga dasar 67.200 euro ($73.300).(*/saf/autoevolution)