LANGIT7.ID-Jakarta; Timnas U20 Indonesia harus menelan pil pahit di laga perdana Piala Asia U20 2025 setelah dibungkam Iran dengan skor telak 0-3. Kekalahan ini membuka mata publik tentang kelemahan fatal lini belakang Garuda Muda yang gagal mengantisipasi sepak pojok dan serangan balik lawan.
Gol pembuka Iran di menit ke-5 menjadi bukti pertama rapuhnya pertahanan udara skuat asuhan Indra Sjafri. Hesam Nafari dengan mudah memenangkan duel udara dan menanduk bola dari situasi sepak pojok, membuat kedudukan berubah 0-1 untuk keunggulan tim Mesopotamia.
Ketidakmampuan mengorganisir pertahanan kembali terlihat di babak kedua. Dua gol tambahan Iran lahir dalam rentang waktu singkat - hanya 7 menit - melalui Esmael Gholizadeh (menit 63) dan Mobin Deghan (menit 73). Kedua gol tersebut bermula dari kegagalan passing pemain Indonesia yang dikonversi menjadi serangan balik mematikan.
Buruknya antisipasi pertahanan Indonesia semakin kentara saat Iran melancarkan serangan balik. Koordinasi lini belakang yang kurang rapi membuat celah-celah kosong yang dimanfaatkan striker-striker Iran untuk membobol gawang Ikram Algiffari.
Usaha pelatih Indra Sjafri untuk memperbaiki permainan tim dengan memasukkan Marselinus Ama Ola menggantikan Arlyansyah di babak kedua justru tidak membuahkan hasil. Perubahan taktik ini malah membuat pertahanan Indonesia semakin terbuka dan memberikan ruang lebih bagi Iran untuk mengembangkan serangan.
Statistik pertandingan menunjukkan kelemahan fundamental Timnas U20 Indonesia dalam mengamankan area pertahanan. Dari tiga gol yang bersarang di gawang Ikram Algiffari, satu berasal dari sepak pojok dan dua lainnya dari serangan balik cepat. Pola kebobolan yang serupa ini mengindikasikan perlunya evaluasi serius terhadap sistem pertahanan tim.
Kekalahan telak ini menempatkan Indonesia di posisi terbawah klasemen Grup C Piala Asia U20 2025. Garuda Muda kini mengoleksi 0 poin, sementara Iran memimpin klasemen berkat kemenangan perdananya. Timnas U20 Indonesia harus segera membenahi lini pertahanan jika ingin bangkit di pertandingan berikutnya.
Meski tampil agresif di awal pertandingan melalui aksi-aksi Toni Firmansyah dan Jens Raven, ketidaksolidan barisan pertahanan menjadi faktor krusial yang membuat Indonesia gagal meraih poin. Pembelajaran berharga ini harus menjadi catatan penting bagi tim pelatih untuk menghadapi laga-laga selanjutnya di Piala Asia U20 2025.
(lam)