LANGIT7.ID-Jakarta; Setelah sebelumnya dibahas tentang rapuhnya permainan Garuda Muda secara umum dalam laga melawan Korea Utara U17, kini sorotan tertuju pada dua momen paling krusial yang mengubah jalannya pertandingan secara drastis: dua gol kilat yang bersarang ke gawang Indonesia hanya dalam 19 menit pertama.
Apa yang terjadi benar-benar di luar ekspektasi. Indonesia U17 sempat membuka laga dengan rasa percaya diri tinggi. Para pemain tampak cukup nyaman mengalirkan bola dan mencoba memainkan struktur formasi dengan baik. Namun semua itu runtuh ketika Korea Utara U17 mencetak gol pertama hanya tujuh menit setelah kick-off.
Baca juga: Gagal Fokus! Indonesia U17 Tumbang Lawan Korea Utara U17, Terlalu Banyak Keraguan & Salah Umpan FatalKombinasi pressing tinggi dan serangan tajam yang dimotori Pak Kwang-Song membuat Indonesia U17 kelimpungan. Umpan silang cepat yang ia kirimkan berhasil disambut Choe Song-Hun yang dengan tenang mengarahkan bola ke sisi kiri bawah gawang. Skor 0-1, dan momen itu menjadi titik balik segalanya.
Belum sempat bernapas, Korea Utara U17 kembali menghukum pertahanan Indonesia lewat situasi bola mati. Di menit ke-19, giliran Kim Yu-Jin mencetak gol kedua usai menyambar bola liar hasil sepak pojok. Pertahanan Indonesia terlihat lambat membaca situasi dan gagal mengantisipasi pergerakan lawan.
Dampaknya terasa instan dan menyeluruhIntensitas permainan Indonesia langsung menurun. Jika sebelumnya sempat tampil aktif dan agresif, setelah gol kedua mereka justru terlihat kehilangan arah. Tekanan tinggi dari Korea Utara makin membuat Indonesia panik, kesulitan menguasai bola, dan banyak salah passing di area sendiri.
Formasi 3-4-2-1 yang coba diterapkan justru menjadi bumerang. Wingback terlalu jauh naik, meninggalkan ruang terbuka yang dieksploitasi Korea Utara lewat dua gelandang mereka yang rajin menyisir sisi lapangan. Transisi bertahan yang lambat membuat Garuda Muda seperti tidak siap menghadapi serangan balik cepat.
Tak hanya secara taktik, sisi mental juga terdampak. Para pemain terlihat ragu dalam mengambil keputusan, tidak berani memotong bola, dan cenderung pasif saat bertahan. Berbeda saat melawan Korea Selatan, di mana Indonesia masih mampu memberi perlawanan keras, kali ini Garuda Muda justru tenggelam dalam tempo yang dikendalikan lawan.
Dua gol kilat bukan hanya menciptakan keunggulan bagi Korea Utara, tapi juga menjatuhkan semangat bertanding pasukan Indonesia. Dalam 45 menit babak pertama, semuanya berubah begitu cepat — dari penuh harapan menjadi permainan yang nyaris tanpa daya.
(lam)