LANGIT7.ID-Jakarta; Boleh jujur? Salah satu penyakit paling mematikan dalam bisnis adalah… baper.
Ditolak sekali, langsung sedih. Gagal jualan hari ini, langsung ingin berhenti. Lalu bilang, “Mungkin bisnis ini bukan rezeki saya.”
Padahal… penolakan dan kegagalan itu bagian dari kurikulum sukses.
Semua pebisnis besar pernah gagal, bahkan berkali-kali. Bedanya cuma satu: mereka tidak baper. Mereka belajar. Mereka bangkit.
Thomas A. Edison, penemu bola lampu, pernah berkata:
“I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work.”Betul. Gagal bukan musibah, tapi proses. Penolakan bukan akhir, tapi ujian mental. Kalau Anda kuat, Anda naik kelas. Kalau Anda baper… ya terus-terusan di level bawah.
Ingat ini baik-baik:
Semakin sering Anda ditolak, insya Allah semakin dekat Anda dengan closing besar.
Karena setiap “tidak” hari ini, sedang membuka jalan menuju “ya” yang lebih baik nanti. Insya Allah.
Bahkan dalam Islam, kita diajarkan untuk bersabar dan tetap bertawakal setelah ikhtiar. Rasulullah ﷺ sendiri ditolak oleh kaumnya berkali-kali sebelum akhirnya menang.
Jadi, ayo berhenti baper. Mulailah belajar.
Gagal itu wajar. Menyerah itu pilihan. Tapi bangkit, itu kewajiban Anda sebagai pebisnis yang ingin sukses.
Praktik Hari Ini:
1. Tulis 3 penolakan terakhir yang Anda alami, lalu ambil pelajarannya.
2. Buat ulang pesan penawaran Anda. Perbaiki gaya chat, perkuat ajakan.
3. Kirim ke 10 orang baru. Dan ingat: fokus pada usaha, bukan hasil.
4. Kalau gagal lagi, jangan berhenti. Ulangi. Karena seperti kata Brian Tracy:
“Failure is a prerequisite for success. If you want to succeed faster, double your rate of failure.(*/saf/quantum millioner)
(lam)