Tiga Paradigma Manusia dalam Memperlakukan Alam di Al-Baqarah
Fajar adhitya
Ahad, 10 April 2022 - 08:10 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nasir. Foto: Istimewa.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menguraikan tiga pandangan Al-Quran terhadap alam semesta. Pardigma ini merupakan potret manusia dalam memperlakukan alam.
Pertama, adalah paradigma kekhalifahan di mana alam merupakan amanah Allah. Manusia merupakan wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memakmurkan alam sebagaimana tertera dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.
Haedar menjelaskan, ayat ini berisi dua sisi bahwa manusia bisa jadi pembangun, tapi juga bisa menjadi perusak. Fungsi kekhalifahan adalah menghilangkan sisi merusak itu sehingga menjadi manusia pembangun.
Baca Juga:Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii, Ungkap Kondisi Terkini
“Memakmurkan itu membikin sesuatu mengolahnya menjadi baik dan dalam takaran yang seksama, tidak berlebihan, tidak eksploitatif. Sebab ada yang mengelola tapi mengeksploitasi demi keuntungan yang sebesar-besarnya dan itu hasrat manusia yang primitif yang alamiah,” kata Haedar dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang berpusat di Universitas Muhammadiyah Pontianak, kemarin (9/4/2022).
Kedua, adalah paradigma dan tipologi fasadah atau merusak. Haedar lalu mengutip Alquran Surat Ar-Rum ayat ke-41 dan ke-42.
“Manusia kalau sudah merasa digdaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan kekuasaan, maka jika dia tidak punya kontrol teologis keagamaan dan spiritualitas yang tinggi, dia akan menuruti hawa nafsunya yang berlebihan dalam mengeksploitasi alam,” jelas Haedar.
Pertama, adalah paradigma kekhalifahan di mana alam merupakan amanah Allah. Manusia merupakan wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memakmurkan alam sebagaimana tertera dalam Surat Al-Baqarah ayat 30.
Haedar menjelaskan, ayat ini berisi dua sisi bahwa manusia bisa jadi pembangun, tapi juga bisa menjadi perusak. Fungsi kekhalifahan adalah menghilangkan sisi merusak itu sehingga menjadi manusia pembangun.
Baca Juga:Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii, Ungkap Kondisi Terkini
“Memakmurkan itu membikin sesuatu mengolahnya menjadi baik dan dalam takaran yang seksama, tidak berlebihan, tidak eksploitatif. Sebab ada yang mengelola tapi mengeksploitasi demi keuntungan yang sebesar-besarnya dan itu hasrat manusia yang primitif yang alamiah,” kata Haedar dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang berpusat di Universitas Muhammadiyah Pontianak, kemarin (9/4/2022).
Kedua, adalah paradigma dan tipologi fasadah atau merusak. Haedar lalu mengutip Alquran Surat Ar-Rum ayat ke-41 dan ke-42.
“Manusia kalau sudah merasa digdaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan kekuasaan, maka jika dia tidak punya kontrol teologis keagamaan dan spiritualitas yang tinggi, dia akan menuruti hawa nafsunya yang berlebihan dalam mengeksploitasi alam,” jelas Haedar.