Kisah Abdullah bin Saba' Mualaf dari Yahudi yang Memusuhi Khalifah Utsman bin Affan
Tim langit 7
            Sabtu, 07 Desember 2024 - 04:51 WIB
            (Foto: Ilustrasi naskah Abdullah bin Saba)
            LANGIT7.ID-Nama Abdullah bin Saba' sangat populer di era Khalifah Utsman bin Affan. Dia adalah tokoh oposisi utama. Dia gigih menghasut umat Islam untuk menumbangkan kekhalifahan Utsman. Dia adalah seorang orang Yahudi dari San'a di Yaman yang pada masa Utsman kemudian masuk Islam. 
Tokoh ini membangkitkan kebencian dalam hati orang di berbagai kota. Di antaranya apa yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Saba' adalah mengunjungi sejumlah kota dalam kawasan Islam dengan berusaha membangkitkan kemarahan orang kepada Utsman.
"Di Basrah banyak orang awam yang terpengaruh oleh seruannya itu," tulis Muhammad Husein Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Menurutnya, sesudah hal ini diketahui oleh Abdullah bin Amir, ia dikeluarkan dari Basrah. Setelah itu ia pergi ke Kufah menyebarkan seruan yang sama. Setelah dari Kufah ia juga kemudian diusir. Ia pergi ke Syam, tetapi oleh Mu'awiyah tak lama ia diusir juga.
Selanjutnya ia pergi ke Mesir dan dari sini ia mulai menyebarkan propagandanya dan mengirimkan orang kepada pengikut-pengikutnya di Basrah dan di Kufah.
Dalam propagandanya itu ia mengatakan bahwa setiap Nabi mempunyai seorang penerima wasiat (mandataris) dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad dan penutup para penerima wasiat, seperti Muhammad yang juga penutup para nabi.
Dengan demikian mental orang sudah dipersiapkan, bahwa Utsman telah mengambil kedudukan Khalifah dari Ali sebagai waris karib Rasulullah, secara tidak sah.
            
            Tokoh ini membangkitkan kebencian dalam hati orang di berbagai kota. Di antaranya apa yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Saba' adalah mengunjungi sejumlah kota dalam kawasan Islam dengan berusaha membangkitkan kemarahan orang kepada Utsman.
"Di Basrah banyak orang awam yang terpengaruh oleh seruannya itu," tulis Muhammad Husein Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Menurutnya, sesudah hal ini diketahui oleh Abdullah bin Amir, ia dikeluarkan dari Basrah. Setelah itu ia pergi ke Kufah menyebarkan seruan yang sama. Setelah dari Kufah ia juga kemudian diusir. Ia pergi ke Syam, tetapi oleh Mu'awiyah tak lama ia diusir juga.
Selanjutnya ia pergi ke Mesir dan dari sini ia mulai menyebarkan propagandanya dan mengirimkan orang kepada pengikut-pengikutnya di Basrah dan di Kufah.
Dalam propagandanya itu ia mengatakan bahwa setiap Nabi mempunyai seorang penerima wasiat (mandataris) dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad dan penutup para penerima wasiat, seperti Muhammad yang juga penutup para nabi.
Dengan demikian mental orang sudah dipersiapkan, bahwa Utsman telah mengambil kedudukan Khalifah dari Ali sebagai waris karib Rasulullah, secara tidak sah.