Radiasi Frekuensi Radio pada Headphone Nirkabel Berdampak pada Kesehatan
Fajar adhitya
Ahad, 23 Februari 2025 - 07:54 WIB
Foto: Freepik.com
LANGIT7.ID-Jakarta; Penggunaan headphone nirkabel memancarkan radiasi frekuensi radio (RF) yang patut diwaspadai terhadap dampak kesehatan.
Ditulis laman Well and Good, headphone nirkabel menggunakan radiasi RF non-pengion berdaya rendah, ini jenis radiasi yang sama yang dipancarkan oleh ponsel dan router Wi-Fi, kata Jonathan Rasouli, MD, seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island.
Sementara radiasi pengion berenergi tinggi (seperti sinar-X dan sinar gamma) terbukti menyebabkan kerusakan sel, radiasi non-pengion frekuensi rendah telah lama dianggap lebih aman, menurut Janna Andrews, MD, ketua kedokteran radiasi di Rumah Sakit Northwell Phelps. Namun, beberapa penelitian yang muncul menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak sepenuhnya bebas risiko.
Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan internasional menandatangani petisi yang menyatakan kekhawatiran serius tentang radiasi frekuensi radio (RFR) dari perangkat nirkabel, termasuk headphone Bluetooth, karena potensi kaitannya dengan kanker dan dampak kesehatan lainnya.
Potensi risiko kesehatan akibat paparan RFR jangka panjang diantaranya adalah kanker, dimana radiasi RF sebagai Karsinogen Manusia Kelas 2B, yang berarti dapat menyebabkan kanker, menurut Environmental Health Trust.
Studi meta-analisis juga menemukan kemungkinan penggunaan ponsel dalam jangka panjang terhadap tumor otak, namun perlu penelitian lebih lanjut terkait ini.
Risiko lainnya adalah kesuburan dan kesehatan reproduksi. Sebuah tinjauan pada bulan Desember 2018 yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology menemukan bahwa medan elektromagnetik (EMF) frekuensi radio dapat merusak kualitas sperma, mengganggu metabolisme sel, dan menyebabkan stres oksidatif, yang semuanya dapat menyebabkan infertilitas pada orang dengan testis.
Ditulis laman Well and Good, headphone nirkabel menggunakan radiasi RF non-pengion berdaya rendah, ini jenis radiasi yang sama yang dipancarkan oleh ponsel dan router Wi-Fi, kata Jonathan Rasouli, MD, seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island.
Sementara radiasi pengion berenergi tinggi (seperti sinar-X dan sinar gamma) terbukti menyebabkan kerusakan sel, radiasi non-pengion frekuensi rendah telah lama dianggap lebih aman, menurut Janna Andrews, MD, ketua kedokteran radiasi di Rumah Sakit Northwell Phelps. Namun, beberapa penelitian yang muncul menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak sepenuhnya bebas risiko.
Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan internasional menandatangani petisi yang menyatakan kekhawatiran serius tentang radiasi frekuensi radio (RFR) dari perangkat nirkabel, termasuk headphone Bluetooth, karena potensi kaitannya dengan kanker dan dampak kesehatan lainnya.
Potensi risiko kesehatan akibat paparan RFR jangka panjang diantaranya adalah kanker, dimana radiasi RF sebagai Karsinogen Manusia Kelas 2B, yang berarti dapat menyebabkan kanker, menurut Environmental Health Trust.
Studi meta-analisis juga menemukan kemungkinan penggunaan ponsel dalam jangka panjang terhadap tumor otak, namun perlu penelitian lebih lanjut terkait ini.
Risiko lainnya adalah kesuburan dan kesehatan reproduksi. Sebuah tinjauan pada bulan Desember 2018 yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology menemukan bahwa medan elektromagnetik (EMF) frekuensi radio dapat merusak kualitas sperma, mengganggu metabolisme sel, dan menyebabkan stres oksidatif, yang semuanya dapat menyebabkan infertilitas pada orang dengan testis.