home global news

Kementerian Kebudayaan Apresiasi Garin Nugroho atas Human Rights Award 2025 di Swiss

Senin, 20 Oktober 2025 - 12:19 WIB
Kementerian Kebudayaan Apresiasi Garin Nugroho atas Human Rights Award 2025 di Swiss
LANGIT7.ID-Jakarta;Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Garin Nugroho, sutradara senior Indonesia, atas penghargaan bergengsi Human Rights Award for the Author dari Human Rights Film Festival Lugano 2025 di Swiss.

Penghargaan ini diberikan kepada Garin Nugroho sebagai pengakuan atas perjalanan kariernya yang konsisten memadukan sinema dan kepedulian sosial, menempatkannya di jajaran pembuat film dunia yang menjadikan karya sebagai sarana refleksi dan kemanusiaan.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. “Penghargaan yang diterima Garin Nugroho menjadi bukti bahwa kebudayaan Indonesia memiliki daya hidup dan jangkauan global. Melalui karya-karyanya, Garin menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan dan identitas bangsa mampu berbicara dalam bahasa universal. Kementerian Kebudayaan berkomitmen memperkuat ekosistem budaya yang menumbuhkan sineas Indonesia untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi bagi pemajuan kebudayaan,” ujar dia dalam keterangan resmi, Senin (20/10/2025).

Garin hadir langsung di Lugano pada 17–18 Oktober 2025 untuk menerima penghargaan dan mempresentasikan dua karya pilihannya: Nyanyi Sunyi Dalam Rantang yang tayang pertama kali di festival tersebut dan Puisi Tak Terkuburkan. Kedua film tersebut melanjutkan jejak panjang eksplorasi Garin terhadap nilai-nilai kemanusiaan, identitas, dan kebudayaan dalam konteks global.

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyampaikan hal senada, “Garin Nugroho adalah contoh nyata bagaimana kekuatan budaya dan sinema Indonesia mampu mendapat tempat di panggung dunia, bukan sekadar dalam estetika, tetapi juga dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Selamat kepada Mas Garin. Semoga penghargaan yang diterima menjadi inspirasi bagi para sineas muda untuk terus berkarya dengan nurani,” ucapnya.

Penghargaan Human Rights Award for the Author merupakan salah satu penghargaan tertinggi dari Human Rights Film Festival Lugano, yang sejak 2018 diberikan kepada pembuat film dunia yang melalui karyanya menunjukkan komitmen terhadap isu-isu hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan keadilan sosial.

Kementerian Kebudayaan melihat pencapaian ini sebagai tonggak penting rekognisi internasional bagi Indonesia, yang menegaskan posisi insan film Indonesia di kancah internasional, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa karya budaya memiliki peran strategis dalam memperkuat nilai kemanusiaan lintas bangsa.
(lam)
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya