APEC 2025: Memperkuat Sinergi Ekonomi dan Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan
Tim langit 7
            Jum'at, 31 Oktober 2025 - 15:42 WIB
            APEC 2025: Memperkuat Sinergi Ekonomi dan Pertahanan Indonesia dan Korea Selatan
            LANGIT7.ID–Jakarta; APEC 2025 di Korea Selatan mencerminkan pergeseran struktur ekonomi dan geopolitik Asia-Pasifik dari liberalisasi perdagangan menuju integrasi teknologi, keamanan rantai pasok, dan tata kelola kecerdasan buatan (artificial intelligence). Indonesia juga berkepentingan mempertahankan prinsip keterbukaan ekonomi kawasan agar tidak terjebak dalam blok-blok ekonomi eksklusif. Sementara itu, lewat lomba IG Reels ISDS, para peserta terutama dari Gen Z berharap Indonesia bisa mengadopsi lebih banyak teknologi dari Korea. 
“Indonesia perlu memastikan bahwa agenda APEC yang menekankan konektivitas digital, keberlanjutan, dan inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi strategis dalam sektor energi hijau dan ekonomi digital,” kata Dian Novikrisna S.Sos., MIS. Deputy Head of Department of International Relations, BINUS University, usai pengumuman Lomba IG Reels Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bertema APEC 2025 : Ekspresikan Harapan dan Kreativitasmu, Jumat (31/10/2025).
APEC diadakan di Korea Selatan pada 31 Oktober 2025-1 November 2025. Presiden Prabowo Subianto hadir dalam perlehatan ini bersama berbagai kepala negara lain anggota APEC mulai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga Presiden China Xi Jinping.
Lebih jauh, Dian mengatakan, saat ini terjadi perlambatan ekonomi kawasan, dan meningkatnya proteksionisme akibat rivalitas AS–China. Dalam konteks ini, Korea memanfaatkan posisinya sebagai middle power teknokratis untuk memimpin agenda “Connect, Innovate, Prosper” yang menyoroti isu digitalisasi, demografi, dan keberlanjutan.
Kerjasama Pertahanan dan Ekonomi
Di bidang ekonomi, Korea Selatan telah menjadi salah satu investor besar di Indonesia, total investasi kumulatif Korea Selatan di Indonesia dilaporkan mencapai sekitar USD 11,3 miliar (2020-2024). Kerja sama perdagangan juga makin diperdalam dengan implementasi Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang mulai berlaku pada Januari 2023, meliputi liberalisasi tarif, investasi, transfer teknologi dan pengembangan ekonomi digital.
Di bidang pertahanan, kerja sama turut diperkuat, misalnya peningkatan kerja sama maritim, pengembangan industri pertahanan bersama, dan proyek jet tempur bersama seperti KF 21 Boramae yang melibatkan pihak Indonesia dan Korea Selatan. ‘’Meski demikian, masih terdapat tantangan implementasi, termasuk dalam memastikan transfer teknologi berjalan optimal, menyeimbangkan kepentingan investasi asing dengan pembangunan kapasitas domestik, serta menjaga agar kerja sama ekonomi dan pertahanan tidak sangat tergantung pada satu mitra saja atau terjebak dalam dinamika geopolitik yang kompleks,’’ papar Dian yang lulusan Master of International Studies, Seoul National University ini.
            
            “Indonesia perlu memastikan bahwa agenda APEC yang menekankan konektivitas digital, keberlanjutan, dan inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi strategis dalam sektor energi hijau dan ekonomi digital,” kata Dian Novikrisna S.Sos., MIS. Deputy Head of Department of International Relations, BINUS University, usai pengumuman Lomba IG Reels Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bertema APEC 2025 : Ekspresikan Harapan dan Kreativitasmu, Jumat (31/10/2025).
APEC diadakan di Korea Selatan pada 31 Oktober 2025-1 November 2025. Presiden Prabowo Subianto hadir dalam perlehatan ini bersama berbagai kepala negara lain anggota APEC mulai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga Presiden China Xi Jinping.
Lebih jauh, Dian mengatakan, saat ini terjadi perlambatan ekonomi kawasan, dan meningkatnya proteksionisme akibat rivalitas AS–China. Dalam konteks ini, Korea memanfaatkan posisinya sebagai middle power teknokratis untuk memimpin agenda “Connect, Innovate, Prosper” yang menyoroti isu digitalisasi, demografi, dan keberlanjutan.
Kerjasama Pertahanan dan Ekonomi
Di bidang ekonomi, Korea Selatan telah menjadi salah satu investor besar di Indonesia, total investasi kumulatif Korea Selatan di Indonesia dilaporkan mencapai sekitar USD 11,3 miliar (2020-2024). Kerja sama perdagangan juga makin diperdalam dengan implementasi Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang mulai berlaku pada Januari 2023, meliputi liberalisasi tarif, investasi, transfer teknologi dan pengembangan ekonomi digital.
Di bidang pertahanan, kerja sama turut diperkuat, misalnya peningkatan kerja sama maritim, pengembangan industri pertahanan bersama, dan proyek jet tempur bersama seperti KF 21 Boramae yang melibatkan pihak Indonesia dan Korea Selatan. ‘’Meski demikian, masih terdapat tantangan implementasi, termasuk dalam memastikan transfer teknologi berjalan optimal, menyeimbangkan kepentingan investasi asing dengan pembangunan kapasitas domestik, serta menjaga agar kerja sama ekonomi dan pertahanan tidak sangat tergantung pada satu mitra saja atau terjebak dalam dinamika geopolitik yang kompleks,’’ papar Dian yang lulusan Master of International Studies, Seoul National University ini.