LANGIT7.ID, Solo - Pernikahan
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono sampai pada agensa tasyakuran atau
resepsi, Ahad (11/12/2022) sore di Puro Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. Pengantin pria memakai busana Jawi Jangkep dengan kuluk atau kupluk di kepala.
Menariknya, kuluk yang dikenakan Kaesang adalah kuluk yang sebagaimana dikenakan para Sultan Agung, Raja Mataram Islam. Kuluk yang dikenakan Kaesang berwarna hitam dengan hiasan bordir berwarna emas.
Dalam tradisi Kesultanan Mataram Islam, pemakaian kuluk di kepala menyimbolkan sosok yang taat agama atau orang uang senantiasa menjaga ketaatan beribadah, sebagaimana dituliskan Soedjipto Abimanyu dalam Kitab Terlengkap Sejarah Mataram (2015).
Baca juga: Desainer Lisa Fitria Rilis Koleksi Istimewa, Teman Tapi MesraModel kuluk yang dikenakan Sultan Agung mengadopsi simbol tarbusy Turki Utsmani. Menurut catatan sejarah, pemakaian kuluk pada awalnya memiliki makna sebagai penguat pengakuan sebagai raja Jawa di dunia Islam.
Dulu kala, Raden Rangsang atau Susuhunan Agung Hanyakrakusuma mengirim utusan ke Kesultanan Utsmani di daerah yang kini di Turki. Utusan Mataram Raden Rangsang diberi gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Jawi Matarami oleh Sultan Murad.
Pemberian gelar itu juga dibarengi dengan sebuah tarbusy atau tutup kepala yang akrab dalam budaya Utsmani sebagai mahkota. Selain itu, Raden Rangsang juga diberikan bendera, pataka, dan sebuah guci berisi air zam-zam.
Tradisi tutup kepala atau kuluk yang dikenakan para Raja Mataram Islam bisa ditelusuri dengan melihat foto-foto mereka, misalnya seperti penampilan Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma.
Baca juga: Keluarga Minta Mahar Mahal, Begini Cara Mengatasinya Selain kuluk, “aksesori wajib” Sultan Agung adalah keris yang senantiasa menyelip di punggung dan mengenakan bros Surya Majapahit di dada.
(sof)