LANGIT7.ID-, Jakarta- - Layanan
Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan atau error selama tiga hari sejak Senin (8/5/2023) hingga Rabu (10/5/2023). Error tersebut terbilang sangat lama dan belum sepenuhnya pulih.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat atau nasabah kecewa akibat tidak bisa mengakses sistem perbankan BSI. "Kekecewaan tersebut cukup beralasan, apalagi belum ada pernyataan resmi dari pihak BSI apa penyebabnya," kata Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute dan Staf Pengajar FEB UPNVJ, Achmad Nur Hidayat, Kamis (11/5/2023).
Menurutnya, pernyataan datang dari Erick Thohir di Labuhan Bajo disela-sela KTT ASEAN 2023. Menteri BUMN tersebut menjelaskan adanya serangan siber terhadap sistem teknologi BSI yang merupakan bank syariah terbesar berpelat merah.
Baca juga:
BSI Down, Nasabah Kecewa hingga Minta Ruang Server DiruqyahTumbangnya sistem BSI yang berlangsung dalam waktu yang lama tersebut memunculkan kekhawatiran tidak secure-nya sistem teknologi seluruh perbankan plat merah.
Achmad mengungkapkan, instansi pemerintah dan perusahaan BUMN sudah sering mendapatkan serangan siber. Sebut saja Situs web Kementerian Hukum dan HAM, misalnya, pernah disusupi konten judi di laman websitenya.
Serangan siber juga terjadi terhadap beragam situs web pemerintah, baik pemerintah pusat maupun kota/kabupaten. Begitu juga situs web milik perguruan tinggi negeri. Namun tidak sampai mengganggu layanan publik dari instansi tersebut.
"Namun, serangan terhadap perbankan BSI sudah benar-benar mengganggu kenyamanan dan layanan publik terutama daerah seperti Aceh dan para nasabah pecinta bank dengan sistem syariah," urainya.
Baca juga:
Layanan Nasabah Ada Gangguan, Dirut BSI Mohon MaafBaginya, error layanan digital perbankan selama 3 hari merupakan permasalahan yang terparah dalam sejarah perbankan Indonesia.
Padahal, sambungnya, pemerintah Indonesia mengagungkan keuangan digital, begitu juga dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI. Keduanya gencar sekali mempromosikan kehandalan keuangan digital.
OJK berkomitmen menyiapkan ekosistem perbankan yang berbasis keuangan digital. Bahkan BI berinvestasi triliun rupiah membangun sistem keuangan digital yang dikenal BI FAST dimana semua transaksi keuanga di-settle dalam hitungan detik antar bank, antar platform dan antar batas daerah.
Namun apa yang terjadi dengan perbankan plat merah BSI adalah tamparan telak terhadap penyelesaian serangan siber di perbankan nasional. Ini menunjukkan tidak efisien, tidak optimal dan tidak sigap sistem IT perbankan syariah plat merah Indonesia
Refleksi dari serangan siber tersebut adalah sejauhmana kehandalan dan kepatuhan tata kelola sistem teknologi perbankan plat merah. Apalagi BSI adalah perbankan plat merah hasil merger seluruh bank syariah dan unit syariah milik BUMN.
Error layanan keuangan BSI adalah persoalan reputasi bank syariah plat merah Indonesia. Bila reputasi rusak, seharusnya ada pihak yang bertanggungjawab dan berani tampil kedepan meminta maaf kepada publik.
(ori)