LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ramadan dan Idul Fitri tahun ini dirasakan berbeda oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair), Prasherly Anura Dinda. Mahasiswa yang akrab dipanggil Sherly itu menjalani Ramadan dan Idul fitri di Kota Thessaloniki, Yunani. Dia di sana sedang melakukan pertukaran mahasiswa di Aristotle University of Thessaloniki Yunani.
Kota Thessaloniki identik dengan bangunan yang indah bekas peninggalan jajahan Turki. Banyak bangunan masjid kuno yang dijadikan sebagai tempat wisata, maupun burung dara yang menghinggap di halaman menjadi ciri khas kota tersebut.
Kota banyak dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan terletak hampir dekat dengan Laut Mediterania. Serta suhu udara yang hanya berkisar 24 hingga 25 derajat membuat Sherly merasa nyaman menjalani puasa di kota itu.
Baca juga:
Sri Mulyani dan Retno Bercanda Dengan Mega, Ada Makna Apa?“Thessaloniki merupakan kota tertua di Yunani. Banyak bekas peninggalan bersejarah seperti jajahan Turki. Banyak gedung tinggi, namun uniknya di daerah pegunungan gedung tidak boleh dari 3 lantai saja. Udaranya juga sejuk, meskipun anginnya juga cukup kencang,” ujarnya
Sherly mengakuI bahwa menjalani Ramadhan di kota Thessaloniki sangat menyenangkan. Ia mengisi kegiatan sehari-harinya tidak hanya kuliah saja, namun mengikuti beberapa kegiatan volunteer untuk berbagi makanan di pusat kota.
Bukan hanya itu, Sherly juga mengisi kegiatan sehari-harinya dengan keliling kota karena memiliki hobi fotografi. Dengan berkeliling kota, ia juga ingin menilik sejarah dari kota indah Thessaloniki.
“Bagi aku, puasa di sini juga tidak terlalu berat. kurang lebih sama seperti di Indonesia. Di sini aku bisa mulai untuk berpuasa dari jam 04.30 pagi dan waktu berbuka 16.30 sore,” ujarnya.
Sherly menambahkan, juga terjadi perubahan waktu puasa di sana akibat daylight saving time, yaitu perubahan waktu akibat pergantian musim. Selain itu, Sherly mengungkapkan rasa syukurnya karena kampus menyediakan makanan gratis 3 kali sehari. Ketika masuk waktu berbuka, ia langsung bergegas pergi ke kantin untuk berbuka.
Sherly mengatakan, di Thessaloniki hanya ada satu masjid. Hal itu disebabkan mayoritas penduduknya menganut agama Ortodoks. Ia juga sempat mengungkapkan keresahannya karena di Thessaloniki Yunani tidak ada perkumpulan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Baca juga:
Anak-anak Muslim Inggris Galang Dana Rp1,8 Miliar Untuk Keluarga Pengungsi di Palestina dan YamanSelama beribadah, Sherly mengaku memanfaatkan beberapa fasilitas kampusnya yang kosong seperti co working space. Karena, di kampusnya tidak disediakan tempat ibadah seperti masjid. Hal itu juga disambut baik oleh civitas akademika maupun petugas yang berjaga untuk melakukan ibadah.
“Karena mayoritas penduduknya Ortodoks, hanya ada 1 masjid di kota ini. Selain itu, di kampus juga nggak ada masjid. Jadi, aku manfaatin beberapa fasilitas kampus yang kosong. Alhamdulillah ketika aku izin untuk beribadah, petugasnya mengizinkan aku untuk pakai tempat itu,” ungkap Sherly.
Karena sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri, Sherly mengatakan bahwa dirinya merasa sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarganya. Ia tidak bisa mudik untuk pergi keluar kota maupun berkumpul dengan teman-temannya.
(ori)