LANGIT7.ID - Ada satu masjid di Dubai, Uni Emirat Arab, tepatnya di pusat kawasan industri, Al Qouz, yang dibangun dengan gaya arsitektur kontemporer. Gargash Mosque, begitu namanya.
Masjid ini didesain oleh seorang arsitek perempuan sekaligus pendiri biro Arsitektur Dabbagh di Dubai, Sumaya.
Konsep desain yang ditawarkan Sumaya adalah menghadirkan masjid yang memungkinkan seseorang merasakan ketenangan batin saat berada di dalamnya, baik ketika berdoa, beribadah maupun hanya berdiam diri.
Melihat dari desain keseluruhan keheningan tersebut mampu dimunculkan lewat perpaduan bentuk, material hingga rancangan bukaan pada bangunan untuk mengontrol pencahayaan yang masuk.
Inti desan tersebut, seperti dikutip dari
Arch Daily, menggunakan pendekatan untuk membangkitkan suasana khusyuk yang dibutuhkan jamaah, ketika begerak mulai dari bagian area masuk, koridor luar, hingga aula utama masjid.
Keheningan ini dibutuhkan untuk bersiap melaksanakan shalat agar pengunjung merasakan kesakralan.
"Menciptakan ruang untuk ibadah adalah desain yang sangat menantang. Shalat ialah wujud kepatuhan. Ibadah yang membutuhkan kehadiran hati. Banyak hal di kehidupan modern yang mengalihkan pikiran, sungguh sangat menantang untuk menenangkan pikiran," papar Sumaya.
"Yang kami pikirkan adalah bagaimana menghadirkan rangkaian ruang-ruang yang memungkinkan pengunjung mampu mengalihkan kebisingan dari luar dan membangun suasan khusyuk untuk bersiap secara spiritual melaksanakan shalat," ujarnya.
Bangunan ini memanfaatkan pencahayaan alami untuk meningkatkan rasa spiritual, membangun koneksi antara hamba dunia dan Pencipta.
Skala juga memainkan perananan penting, menciptakan kesan kesakralan. Dabbag Architecs menghindari penggunakan banyak blok dalam konstruksi masjid. Desain juga menyederhanakan tipologi bentuk Islami dengan hanya mengambil esensi paling dasar.
Pola segitiga menghiasi seluruh bangunan, mengacu pada geometri tradisional Islam, namun diintepretasi ulang dan didekonstruksi ke dalam bahasa kontemporer.
Panel-panel eksterior luar menghadirkan pola segitiga dalam elemen yang didesain tersembunyi dan berlubang, memberi tampilan dinamis pada fasad bangunan.,
Sementara di interior, lubang-lubang tersebut memberikan semburat cahaya alami ke area utama, namun tetap terkendali, sehingga menciptakan suasana hening dan atmosfer yang mengingatkan pada Pencipta.
Lubang-lubang tersebut selain sebagai sumber cahaya alami juga berfungsi sebagai bukaan untuk sirkulasi udara dan penghawaan yang dibutuhkan untuk mendinginkan masjid.
Kubah terdiri dua lapisan dengan penyaring internal, memungkinkan cahaya alami masuk namun disaring oleh lapisan dekoratif yang juga mengusung pola segitiga serupa.
Penyaring cahaya itu menghasilkan ruang ibadah dengan penerangan alami lembut, yang mendukung kebutuhan instropektif ketika menjalankan shalat dan berdoa.
Kaligrafi tak ketinggalan dalam desain keseluruhan. Kaligrafi bersumber dari ayat Al Quran, membentang baik di bagian eksterior juga interior menciptakan metafora perlindungan, sekaligus menyuntikkan energi spiritual ke seluruh bangunan.
Ini adalah masjid pertama di Uni Emirat Arab yang dirancang arsitek perempuan.
Secara keseluruhan bangunan utama di masjid ini terbagi menjadi dua yaitu pertama, blok sholat yang berisi area sholat pria dan wanita, dan kedua blok layanan tempat fasilitas wudhu dan tempat tinggal imam (pemimpin sholat) dan muadzin (petugas adzan).
Masjid tersebut masuk sebagai finalis dalam ajang bergengsi tahunan Architecture Leades Award 2021 dengan kategori Commercial Project of The Year.
Masjid dibangun dengan menggunakan material lokal dan luar seperti beton, aluminium, cladding, bengkel tukang kayu, dan keramik yang berasal UEA, sementara material batu masjid ini berasal dari Oman.
(arp)