Populasi Jerapah Terus Menurun, AS Usulkan 3 Subspesies Masuk Daftar Satwa Langka

LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pejabat AS mengusulkan agar tiga subspesies jerapah dimasukkan ke dalam daftar satwa langka, seiring populasi mereka yang terus mengalami penurunan selama bertahun-tahun.

Dinas Perikanan dan Margasatwa AS mengajukan proposal agar subspesies jerapah Afrika Barat, Kordofan, dan Nubia dari jerapah utara dianggap terancam punah di bawah Undang-Undang Satwa Langka. Selain itu, dinas tersebut juga mengusulkan agar jerapah retikulata dan jerapah Masai masuk dalam kategori terancam.

"Perlindungan federal untuk jerapah akan membantu melindungi spesies yang rentan, mendorong keanekaragaman hayati, mendukung kesehatan ekosistem, memerangi perdagangan satwa liar, dan mendorong praktik ekonomi berkelanjutan," kata Direktur Dinas Perikanan dan Margasatwa AS, Martha Williams dalam sebuah pernyataan.

Undang-Undang Satwa Langka yang diberlakukan pada tahun 1973 "menetapkan perlindungan bagi ikan, satwa liar, dan tumbuhan yang masuk dalam daftar terancam atau terancam punah," menurut lembaga tersebut.

Populasi jerapah mengalami penurunan karena perburuan liar, hilangnya habitat, dan perubahan iklim. Ancaman utama lainnya termasuk pertumbuhan populasi manusia serta fragmentasi dan degradasi yang disebabkan oleh urbanisasi.

Usulan pencantuman ini akan membantu melindungi hewan-hewan tersebut dengan mengurangi perburuan dan perdagangan ilegal melalui persyaratan izin untuk mengimpor jerapah ke AS.

Meskipun perdagangan dengan AS bukan ancaman utama bagi populasi jerapah yang menurun, namun hal ini menjadi faktor yang berkontribusi. Selain itu, rambut dan ekor jerapah serta penggunaannya dalam pengobatan tradisional menjadikannya berharga. Belakangan ini, jerapah juga menjadi target pemburu dan perburuan liar untuk daging.

Pencantuman jerapah sebagai satwa langka juga akan meningkatkan pendanaan untuk konservasi di negara-negara habitat mereka, meningkatkan dana untuk penelitian konservasi, dan memberikan bantuan keuangan terbatas untuk program konservasi.

Sejak 1985, populasi jerapah Afrika Barat, Kordofan, dan Nubia telah menurun sekitar 77% - dari lebih dari 25.000 ekor menjadi hanya sekitar 6.000 ekor. Hanya tersisa 690 jerapah Afrika Barat.

Sebagian besar populasi jerapah retikulata - sekitar 15.985 ekor - berada di Kenya. Ada sekitar 45.400 jerapah Masai, kira-kira 67% dari total populasi mereka pada tahun 1970-an.

Jerapah, hewan darat tertinggi yang masih hidup, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memakan daun, batang, bunga, dan buah. Hewan-hewan ini sangat adaptif dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai habitat, tetapi paling sering ditemukan di savana dan habitat hutan, selalu dekat dengan pohon atau semak.