LANGIT7.ID-Jakarta; Awal tahun 2025 membawa kabar buruk untuk Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Investasi sebesar 175 juta dolar AS yang dia tanamkan di perusahaan taksi terbang Volocopter kini berada di ujung tanduk setelah perusahaan tersebut mengumumkan kebangkrutan.
Masalah ini menambah daftar tantangan proyek ambisius MBS, yaitu kota Neom yang bernilai 1,5 triliun dolar AS. Kota masa depan yang direncanakan memiliki gedung pencakar langit The Line, kawasan wisata salju Trojena, dan kawasan industri Oxagon ini, kini harus menghadapi kenyataan bahwa mitra transportasi udara mereka mengalami kesulitan keuangan.
Baca juga: Neom Resmikan Pelabuhan Raksasa, Proyek Kota Masa Depan Arab Saudi Senilai USD1,2 TriliunMeski didukung perusahaan-perusahaan besar seperti Mercedes-Benz, Honeywell, Daimler, Intel, dan Mitsui Sumitomo Insurance Group, Volocopter tetap tidak mampu bertahan. Satu-satunya kabar baik adalah perusahaan ini masih bisa beroperasi selama proses kepailitan berlangsung sambil mencari investor baru.
Volocopter sebenarnya punya peran penting dalam rencana pembangunan Neom. Pesawat listrik yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal (eVTOL) buatan mereka akan menjadi transportasi utama di kota yang menargetkan nol emisi karbon ini. Bahkan pada 2022, Neom telah menunjuk Volocopter sebagai satu-satunya operator transportasi umum untuk proyek-proyek unggulan mereka.
Dalam pengumuman kepailitan, Volocopter menyatakan telah berusaha keras menghemat pengeluaran di tengah situasi keuangan yang sulit. Meski begitu, mereka masih optimis bisa menyelesaikan rencana restrukturisasi pada Februari 2025 dan tetap berkomitmen meluncurkan pesawat VoloCity akhir tahun ini, dengan syarat mendapat izin dari otoritas penerbangan Uni Eropa.
Posisi CEO Neom Investment Fund, Majid Mufti, yang duduk sebagai penasihat di Volocopter mungkin bisa membantu menyelamatkan situasi ini. Namun, nasib investasi MBS dan masa depan transportasi udara di kota Neom masih belum jelas.
(lam)