Gaji Dosen Mahad Aly Akhirnya Dapat Perhatian, Kemenag Tegaskan Negara Hadir untuk Pesantren

LANGIT7.ID-Jakarta; Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memastikan dukungan negara terhadap dosen Ma’had Aly semakin nyata tahun ini. Sebanyak 670 dosen yang mengabdi di pendidikan tinggi pesantren itu akan menerima insentif dengan nilai total Rp1,675 miliar.

Ma’had Aly dikenal sebagai institusi pendidikan tinggi Islam berbasis pesantren yang menjadi penjaga warisan keilmuan Islam. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, menilai pemberian insentif bukan sekadar soal finansial, melainkan strategi memperkokoh eksistensi Ma’had Aly di kancah pendidikan global.

“Kehadiran negara melalui insentif ini adalah langkah strategis untuk mengokohkan posisi Ma’had Aly sebagai Pendidikan tinggi Islam berbasis pesantren yang memiliki daya saing global,” ujar dia dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).

Ia menambahkan, dukungan tersebut merupakan pengakuan negara terhadap peran vital para pengajar. “Bantuan ini adalah pengakuan negara terhadap peran penting dosen Ma’had Aly dalam mentransformasikan ilmu Islam yang otentik dan kontekstual. Insentif hanyalah salah satu instrumen, ke depan akan ada langkah-langkah lain yang lebih strategis,” jelasnya.

Penyaluran Insentif dan Tata Kelola

Agar pelaksanaan lebih tertib, Direktorat Pesantren lebih dulu mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) secara daring pada 13 September 2025. Kegiatan tersebut memberikan panduan detail mengenai mekanisme penggunaan dan penyaluran dana.

Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said, menekankan bahwa meski seluruh Ma’had Aly berstatus swasta, kiprahnya dalam dunia pendidikan tidak bisa dipandang sebelah mata. “Tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas negara. Walaupun Ma’had Aly tidak ada yang berstatus negeri, kontribusinya nyata untuk bangsa. Karena itu, pemerintah harus hadir memberikan perhatian, salah satunya melalui penghargaan berupa insentif ini,” tegasnya.

Basnang menambahkan bahwa insentif hanya permulaan. “Kami ingin memastikan bahwa Ma’had Aly terus berkembang dengan dukungan negara. Insentif ini adalah bentuk apresiasi awal, ke depan kami berharap ada langkah-langkah lanjutan yang semakin memperkuat peran dosen dalam membimbing generasi bangsa,” imbuhnya.

Afirmasi Profesi Dosen Ma’had Aly

Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly, Mahrus, menggarisbawahi bahwa penghargaan ini hanya salah satu instrumen. Pemerintah, katanya, sedang menyiapkan kebijakan lain yang lebih sistematis.

“Selain program insentif, kami sedang merumuskan jabatan fungsional muhadir atau dosen Ma’had Aly sesuai distingsinya dan mendorong adanya Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Langkah ini penting sebagai bentuk rekognisi dan profesionalisme dosen Ma’had Aly di masa mendatang,” ujarnya.

Ia berharap langkah ini akan menempatkan muhadir Ma’had Aly sejajar dengan dosen pendidikan tinggi lain. “Kami berharap muhadir Ma’had Aly tidak hanya mendapat penghargaan secara finansial, tetapi juga pengakuan akademik dan profesional yang sama dengan dosen di lembaga pendidikan tinggi lainnya. Dengan begitu, keberadaan Ma’had Aly semakin kokoh sebagai Pendidikan tinggi pesantren yang turut serta berkontribusi pada pengembangan ilmu keislaman,” jelasnya.

Mekanisme Pencairan via BSI

Penyaluran dana dilakukan bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Setiap penerima wajib membuka rekening baru khusus program ini agar proses audit lebih mudah dan tidak terjadi kekeliruan. BSI memastikan buku tabungan dan kartu ATM akan dikirimkan langsung ke lembaga masing-masing.

“Seluruh penerima wajib membuka rekening baru khusus program ini agar proses verifikasi lebih tertib. Buku tabungan dan kartu ATM akan dikirimkan ke masing-masing lembaga Ma’had Aly. Semakin cepat formulir pembukaan rekening dikembalikan, semakin cepat pula dana bisa dicairkan,” terang perwakilan BSI.

Proses pencairan dapat dilakukan langsung di cabang BSI, melalui jaringan ATM bank mitra, maupun lewat agen Laku Pandai. Bahkan, mekanisme kuasa juga dimungkinkan dengan catatan seluruh persyaratan administrasi, termasuk surat kuasa bermeterai dan dokumen identitas, dipenuhi.

Kasubtim Ketenagaan Subdit Pendidikan Ma’had Aly, Ratnasari Nurhayati Yusuf, menegaskan bahwa aturan pencairan dibuat agar akuntabilitas penerima terjaga. Ia mengingatkan setiap penerima insentif memiliki tanggung jawab penuh atas bantuan yang diterima.