Djokovic Ditumbangkan Vacherot, Pemain Kualifikasi di Semifinal Shanghai Master1000

LANGIT7.ID-Shanghai; Setelah menjalani turnamen penuh tantangan fisik di Rolex Shanghai Masters, Novak Djokovic memilih untuk fokus memuji lawannya usai kekalahan di semifinal dari Valentin Vacherot, yang peringkatnya ke-204 dunia.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Valentin atas pencapaiannya mencapai final Masters [1000] pertamanya,” ujar Djokovic. “Dia datang dari babak kualifikasi, ini adalah cerita yang luar biasa. Saya katakan padanya di net bahwa turnamennya sangat hebat, tapi yang lebih penting lagi sikapnya sangat baik, dan permainannya juga mengagumkan.”

Djokovic menunjukkan ketahanan luar biasa sepanjang turnamen untuk mencapai semifinal, dan hanya terpaut dua kemenangan dari gelar ATP Masters 1000 ke-41 yang akan memperpanjang rekor, serta yang pertama sejak Rolex Paris Masters 2023.

Namun, mantan pemain nomor satu dunia di PIF ATP Rankings itu tak mampu mengatasi kualifikasi asal Monako, Vacherot, yang menjadi finalis peringkat terendah dalam sejarah Masters 1000, dalam pertemuan Lexus ATP Head2Head pertama mereka.

Setelah pertandingan, Djokovic dengan sportif mengucapkan selamat kepada pemain berusia 26 tahun itu di net dan memilih untuk berfokus pada mantan bintang tenis kampus (Texas A&M University) tersebut, alih-alih pada kondisi fisiknya yang kurang fit selama turnamen. Dia sama sekali tidak membahas masalah fisiknya itu.

“Ini semuanya tentang dia,” kata Djokovic. “Saya berharap yang terbaik untuknya di final, dan pemain yang lebih baik yang menang hari ini.”

Setelah mengalahkan mantan petenis peringkat 3 dunia Marin Cilic di pertandingan pembuka tanpa tanda-tanda kesulitan yang jelas, Djokovic mulai menghadapi rintangan.

Di babak ketiga melawan Yannick Hanfmann, Djokovic harus mengatasi kelembapan yang tinggi dan tampak muntah selama kemenangan comeback selama dua jam 42 menit.



“Ini sama untuk setiap pemain di lapangan, tapi kondisinya brutal,” kata Djokovic, yang mempersingkat poin selama pertandingan untuk mengubah jalannya laga.

Pada usia 38 tahun, Djokovic kembali harus menaklukkan lebih dari sekadar lawannya di babak 16 besar. Dia menerima beberapa waktu medis untuk masalah kaki dalam kemenangan selama dua jam 40 menit atas Jaume Munar. Dia juga sering menggunakan handuk es dan muntah beberapa kali, hingga terbaring di lapangan setelah kalah di set kedua.

Tapi Djokovic terus bertahan, sekali lagi menunjukkan ketangguhannya di perempat final. Dia mengesampingkan masalah yang tampak pada kaki kirinya untuk mengalahkan Zizou Bergs dalam dua set langsung.

“Saya hanya berusaha bertahan hidup di lapangan,” kata Djokovic. “Saya senang bisa melewati rintangan ini.”

Juara Shanghai empat kali ini melakukan semua yang dia bisa untuk mencari celah melawan Vacherot pada hari Sabtu, bahkan sempat mencelupkan kepalanya ke dalam ember di pinggir lapangan untuk mencoba menenangkan diri.

Setelah menyelamatkan break point di game pertama set kedua, Djokovic jatuh berlutut. Tapi petenis Serbia itu bangkit dan terus bertarung, memberikan segala yang dia miliki kepada lawannya asal Monako itu, kerap membuat kerumunan penonton di China gemuruh dengan tembakan-tembakan dan atletisismenya.

Sepanjang turnamen, penonton di Rolex Shanghai Masters menunjukkan dukungan besar bagi pemegang 100 gelar level tur ini, baik selama pertandingan maupun di luar lapangan. Djokovic mengungkapkan apresiasinya beberapa kali, termasuk di media sosial.

Namun, pada kesempatan ini, itu semua belum cukup. Vacherot melaju ke final, dan Djokovic yang penuh keluhuran meninggalkan lapangan utama turnamen dengan membagikan senyuman serta membentuk simbol hati dengan tangannya untuk berterima kasih kepada para penggemar atas dukungan mereka.(*/saf/atptour)