LANGIT7.ID-Jakarta; Anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi masih menjadi salah satu silent threat bagi kesehatan masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh terhadap kemampuan belajar, konsentrasi dan performa anak.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap isu tersebut, IdeaFest 2025 menghadirkan sesi IdeaTalks bertajuk “Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation”. Program ini menjadi ruang dialog inspiratif bagi anak muda kreatif untuk memahami pentingnya zat besi bagi tumbuh kembang dan masa depan generasi Indonesia.
Gelaran IdeaFest 2025 berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 31 Oktober–2 November 2025 dan menghadirkan para pakar kesehatan, figur inspiratif muda, serta pelaku industri untuk membahas upaya nyata melawan anemia defisiensi besi di Tanah Air. Sesi ini mengajak komunitas anak muda kreatif untuk berdialog dan berbagi informasi seputar pentingnya peduli terhadap anemia defisiensi besi yang dapat memengaruhi kemajuan generasi bangsa.
“Masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa defisiensi zat besi merupakan silent condition yang dapat berdampak besar pada performa dan masa depan anak,” ujar dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, Dokter Spesialis Anak dalam keterangannya, dikutip Sabtu (1/11/2025).
Indonesia saat ini menduduki posisi keempat dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara — di mana satu dari tiga anak dan perempuan usia produktif masih mengalami kekurangan zat besi.
Menurut dr. Tiwi, survei menunjukkan 50% ibu belum mengetahui bahwa kekurangan zat besi dapat memengaruhi kecerdasan anak. “Defisiensi zat besi sejak dini bisa mengganggu perkembangan kognitif dan kemampuan belajar karena zat besi merupakan mikronutrien penting untuk fungsi otak. Jika dibiarkan, dampaknya bisa berlangsung hingga dewasa,” tuturnya.
Secara biomedis, zat besi merupakan komponen penting pembentuk hemoglobin dalam sel darah merah, yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi menyebabkan tubuh kesulitan memproduksi hemoglobin, sehingga otak kekurangan oksigen.
“Efeknya bukan hanya tubuh lemah, tetapi juga menurunnya konsentrasi, munculnya kecemasan, bahkan depresi,” kata dr. Tiwi. “Akibatnya, kemampuan berpikir dan produktivitas pun menurun,” ucapnya.
![IdeaFest 2025 Ajak Generasi Muda Lawan Anemia, Wujudkan Indonesia Sehat dan Cerdas]()
Untuk mencegah hal tersebut, ia menekankan pentingnya pola makan bergizi seimbang yang kaya zat besi, seperti daging merah, hati ayam, telur, ikan, serta sumber nabati seperti bayam dan kacang-kacangan.
“Jika diperlukan, asupan bisa dilengkapi dengan produk yang difortifikasi zat besi dan vitamin C agar penyerapan zat besi meningkat hingga dua kali lipat,” katanya.
Salah satu contoh nyata pentingnya gizi seimbang datang dari Shakira Amirah, juara Clash of Champion 2024 sekaligus mahasiswi Kedokteran Universitas Indonesia.
“Semua prestasi bisa diraih kalau tubuh sehat. Saat ikut kompetisi, saya harus menjaga fokus dan stamina. Sejak kecil, saya sudah dibiasakan makan bergizi seimbang kaya zat besi dan vitamin C, berkat peran orangtua,” katanya.
Menurut Shakira, kebiasaan makan bergizi membantu dirinya tetap fokus, tidak mudah lelah dan mampu berprestasi hingga menjadi pemenang COC 2024.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical Science Director Sarihusada menegaskan bahwa defisiensi zat besi merupakan persoalan nyata yang bisa menghambat potensi generasi muda Indonesia.
“Sarihusada berkomitmen memerangi anemia defisiensi besi sebagai bagian dari misi meningkatkan kesehatan masyarakat dan membentuk generasi yang kuat dan berdaya saing,” ujarnya.
Melalui dukungan dalam IdeaFest 2025, Sarihusada ingin mendorong kolaborasi lintas sektor—pemerintah, swasta, komunitas, dan media—untuk membangun kesadaran berkelanjutan tentang pentingnya zat besi bagi masa depan bangsa.
“Harapannya, semakin banyak anak muda yang menjadi bagian dari perubahan menuju generasi Indonesia yang lebih sehat, tangguh dan siap menyongsong masa depan,” kata dr. Ray.
(lam)