Lebaran Sebentar Lagi: Mereka yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah
Miftah yusufpati
Rabu, 26 Maret 2025 - 05:00 WIB
Makna zakat fitri menurut Shahih Fiqhis Sunnah adalah sedekah yang wajib ditunaikan dengan sebab fitri (berbuka) dari puasa Ramadan. Ilustrasi: PP Muhammadiyah
LANGIT7.ID--Zakat fitrah --hadis-hadis menyebut zakat fitri atau sedekah fitri--wajib bagi setiap muslim, kaya atau miskin, yang mampu menunaikannya.
Dengan begitu syarat wajib zakat fitri dua: (1) Islam dan (2) Mampu. Makna zakat fitri menurut Shahih Fiqhis Sunnah adalah sedekah yang wajib ditunaikan dengan sebab fitri (berbuka) dari puasa Ramadan.
Adapun kewajiban atas setiap muslim, baik orang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, karena hal ini telah diwajibkan oleh Nabi SAW:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ
Dari Ibnu Umar ra, dia berkata: “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitri sebanyak satu shaa’ kurma atau satu shaa’ gandum. Kewajiban itu dikenakan kepada budak, orang merdeka, lelaki wanita, anak kecil, dan orang tua dari kalangan umat Islam. Dan beliau memerintahkan agar zakat fithri itu ditunaikan sebelum keluarnya orang-orang menuju shalat (‘Id)“[HR Bukhari, no. 1503; Muslim, no. 984].
Sedangkan syarat kemampuan, karena Allah SWT tidaklah membebani hambaNya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Allah SWT berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Dengan begitu syarat wajib zakat fitri dua: (1) Islam dan (2) Mampu. Makna zakat fitri menurut Shahih Fiqhis Sunnah adalah sedekah yang wajib ditunaikan dengan sebab fitri (berbuka) dari puasa Ramadan.
Adapun kewajiban atas setiap muslim, baik orang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, karena hal ini telah diwajibkan oleh Nabi SAW:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ
Dari Ibnu Umar ra, dia berkata: “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitri sebanyak satu shaa’ kurma atau satu shaa’ gandum. Kewajiban itu dikenakan kepada budak, orang merdeka, lelaki wanita, anak kecil, dan orang tua dari kalangan umat Islam. Dan beliau memerintahkan agar zakat fithri itu ditunaikan sebelum keluarnya orang-orang menuju shalat (‘Id)“[HR Bukhari, no. 1503; Muslim, no. 984].
Sedangkan syarat kemampuan, karena Allah SWT tidaklah membebani hambaNya kecuali sesuai dengan kemampuannya. Allah SWT berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا