ISSC Desak Pemerintah Stop Impor Baja dari Vietnam dan China: Ribuan Pekerja Terancam Kehilangan Lapangan Kerja
Tim langit 7
            Jum'at, 31 Oktober 2025 - 10:24 WIB
            ISSC Desak Pemerintah Stop Impor Baja dari Vietnam dan China: Ribuan Pekerja Terancam Kehilangan Lapangan Kerja
            LANGIT7.ID–Jakarta; Gelombang protes muncul dari pelaku industri konstruksi baja nasional terhadap kebijakan impor yang dinilai tidak berpihak pada produksi dalam negeri. Ratusan pekerja yang tergabung dalam Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) mendesak pemerintah segera menghentikan arus baja konstruksi dari Vietnam dan China yang disebut mengancam keberlangsungan industri nasional.
Ketua Umum ISSC, Budi Harta Winata, menyampaikan bahwa meningkatnya pasokan baja dari luar negeri membuat ribuan tenaga kerja dalam negeri kehilangan kesempatan kerja dan menurunkan produktivitas industri baja nasional. Menurutnya, hal ini telah berdampak pada rantai pasok nasional yang selama ini menjadi tulang punggung sektor konstruksi.
“Hingga Juli 2025, total baja konstruksi yang masuk dari Vietnam dan China mencapai 600 ribu ton, padahal kapasitas produksi dalam negeri sekitar 1 juta ton per tahun. Dampaknya pekerjaan teman-teman hilang, kerugian triliunan rupiah, termasuk bagi rantai pasok,” ujar Budi saat berorasi di depan Gedung Bea Cukai Pusat belum lama ini, dikutip Jumat (31/10/2025).
Budi menegaskan, permasalahan utama bukan karena Indonesia kekurangan kapasitas produksi, melainkan akibat praktik predatory pricing, ketidakseimbangan regulasi antarnegara, serta lemahnya pengawasan di pintu impor. Karena itu, ISSC meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama Kementerian Keuangan, khususnya Menteri Purbaya Yudhi Sadewa, untuk memperketat izin masuknya produk baja konstruksi dari luar negeri.
Selain menyuarakan penghentian impor, perwakilan pekerja ISSC juga mengajukan dialog resmi dengan pihak Bea Cukai guna membahas mekanisme pengawasan yang lebih ketat. Mereka berharap langkah tersebut menjadi titik balik agar industri baja nasional kembali tumbuh dan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.
Ketua Umum ISSC, Budi Harta Winata, menyampaikan bahwa meningkatnya pasokan baja dari luar negeri membuat ribuan tenaga kerja dalam negeri kehilangan kesempatan kerja dan menurunkan produktivitas industri baja nasional. Menurutnya, hal ini telah berdampak pada rantai pasok nasional yang selama ini menjadi tulang punggung sektor konstruksi.
“Hingga Juli 2025, total baja konstruksi yang masuk dari Vietnam dan China mencapai 600 ribu ton, padahal kapasitas produksi dalam negeri sekitar 1 juta ton per tahun. Dampaknya pekerjaan teman-teman hilang, kerugian triliunan rupiah, termasuk bagi rantai pasok,” ujar Budi saat berorasi di depan Gedung Bea Cukai Pusat belum lama ini, dikutip Jumat (31/10/2025).
Budi menegaskan, permasalahan utama bukan karena Indonesia kekurangan kapasitas produksi, melainkan akibat praktik predatory pricing, ketidakseimbangan regulasi antarnegara, serta lemahnya pengawasan di pintu impor. Karena itu, ISSC meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama Kementerian Keuangan, khususnya Menteri Purbaya Yudhi Sadewa, untuk memperketat izin masuknya produk baja konstruksi dari luar negeri.
Selain menyuarakan penghentian impor, perwakilan pekerja ISSC juga mengajukan dialog resmi dengan pihak Bea Cukai guna membahas mekanisme pengawasan yang lebih ketat. Mereka berharap langkah tersebut menjadi titik balik agar industri baja nasional kembali tumbuh dan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.
(lam)