LANGIT7.ID, Jakarta -
Kereta api cepat Jakarta - Bandung dinilai sulit balik modal. Sebab harga tiketnya yang mahal membuat tidak banyak warga menikmati fasilitas transportasi ini.
Alumnus Teknik Mesin UMS Solo dan Profesional, Nurkhamid Alfi menilai, kereta api cepat ini hanya sampai Padalarang, belum tuntas sampai ke Bandung.
"Memang kecepatan operasi kereta mencapai 350 km per jam. Hanya butuh waktu 36 menit dari Jakarta ke Padalarang atau sebaliknya. Masih sekitar satu jam lagi sampai Bandung," kata Alfi dalam keterangannya, Ahad (13/2/2022).
Alumnus Teknik Mesin UMS Solo dan Profesional, Nurkhamid AlfiHal lain yang memberatkan yakni harga tiketnya, berkisar Rp150.000 - Rp350.000, tergantung jenis kursi yang dipilih. Moda transportasi ini memang bukan untuk kelas umum atau pariwisata, apalagi karyawan.
Baca Juga: Jokowi Berharap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Uji Coba Akhir 2022Karyawan yang berasal dari Bandung untuk level manajer sekali pun masih sulit untuk pulang pergi Jakarta Bandung. Mereka akan lebih pilih untuk sewa kos atau apartemen di Jakarta, lalu sepekan sekali pulang.
Bila penumpang kereta api cepat ini sangat minim, tentu akan susah balik modal. Sementara dalam investasi besar, balik modalnya bisa di tahun ke-10.
Namun kondisinya tidak seperti itu. Sebab riset Polar UI menyebut, balik modal kereta api cepat ini bisa di tahun ke-40. Bila konsensi yang diperoleh Pemerintah sampai tahun ke-50, masih ada waktu 10 tahun mengeruk laba.
"Tapi apa benar masih bisa untung? Dengan memakai asumsi jumlah penumpang harian dari Polar UI 31.500 penumpang. Harga karcis rata-rata Rp250.000. Revenue per tahun sebesar Rp2,8 triliun," ujarnya.
Kemudian untuk expenses, baik administratif maupun operasional, acuannya kajian dari Unila Lampung. Total biaya operasional Rp1,5 triliun, pemeliharaan Rp26 miliar, rolling stock dan pemeliharaannya Rp709 miliar.
"Jadi expenses per tahunnya Rp2,2 triliun. Lalu pendapatan kotor (EBITDA) berkisar Rp2,8 - Rp2,2 triliun. Yakni sebesar Rp. 600 miliar, anggap saja tidak ada pajak, bunga bank tidak dihitung dan inflasi tidak ada," kata dia.
Sementara investasi yang telah dikucurkan sebesar Rp113 triliun, butuh waktu lama untuk balik modal. Dari hitungannya, dia memperkirakan sekitar 188 tahun.
"Jangka waktu 188 tahun uang itu akan balik. Anda semua berada dimana pada tahun itu?" katanya.
(bal)