Rayakan Idul Adha, Murid Muslim di UK Harus Izin Sekolah

LANGIT7.ID-, Jakarta- - Hari raya Idul Adha tahun ini jatuh pada 17 Juni. Suka cita menyambut Idul Adha menjadi hal yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia. Tidak terkecuali umat Islam di Inggris, United Kingdom.

Sebagai umat Islam pasti saya dan keluarga sangat ingin merayakan Idul Adha maupun Idul Fitri dengan keluarga di rumah. Berharap bisa beberapa hari menikmati suasana Lebaran seperti di Indonesia. Tapi sayang hal itu tidak bisa saya terapkan selama tinggal di Inggris. Beda negara berbeda pula aturannya.

Sekadar diketahui populasi umat Islam di Inggris dan Wales berdasarkan sensus 2021 berjumlah 3.868.133 jiwa atau 6,5% dari populasi keseluruhan.

Artinya umat Islam masih tergolong minoritas di Negeri Raja Charles. Meski minoritas namun keberadaan Muslim tetap diperhitungkan. Ada masjid dan sejumlah Islamic centre di beberapa kota di Inggris.

Baca juga:Sempat Gangguan Jiwa karena Kecanduan Game, Anas Hafal Al-Qur'an 30 Juz

Tak kalah penting banyak restaurant berlogo halal yang bisa ditemui. Selain itu ada juga pusat groseri yang hanya menjual produk-produk halal, butcher halal, toko ice cream dan cake halal.

Hanya saja Muslim sebagai minoritas jadi tak banyak juga warga Inggris Raya yang paham tentang perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

Jika di Indonesia rasanya mudah saja, begitu tahu ada hari raya baik itu untuk umat Islam maupun non-muslim bisa dipastikan sekolah, kampus hingga kantor akan libur.

Sementara di Inggris, berdasarkan pengalaman dua anak saya -murid sekolah dasar dan satu lagi murid sekolah menengah pertama- jika ingin merayakan Idul Fitri maupun Idul Adha bersama keluarga (tidak berangkat ke sekolah) harus mengajukan izin atau konfirmasi ke pihak sekolah terlebih dahulu.



Untuk sekolah dasar tempat anak saya bersekolah, Radford Academy, pihak sekolah memberi izin merayakan hari raya hanya satu hari. Bila lebih dari satu hari maka akan dianggap absen tanpa keterangan (unauthorised). Hal ini tentu bisa mempengaruhi penilaian. Sebagai informasi, kehadiran siswa menjadi perhatian penting di sekolah-sekolah Inggris.

Jika presentase kehadiran murid di bawah standard yang telah ditetapkan, pihak sekolah akan memberi peringatan mulai dari menghubungi orangtua murid via email, telepon, pesan singkat sampai tindakan tegas yaitu penetapan denda berupa uang terhadap orangtua atau wali murid yang wajib dibayarkan ke sekolah.

Kembali ke izin untuk merayakan Idul Adha dan Idul Fitri, jadi yang harus dilakukan orangtua murid sebelum hari H Lebaran yaitu bicara langsung ke bagian administrasi dan ke guru kelas bahwa anak saya akan izin tidak sekolah karena akan merayakan Lebaran. Satu hari. Meski ada juga sekolah lain yang membolehkan murid izin 2 hari dalam rangka Lebaran.

Contohnya sekolah anak pertama saya yakni NUAST. Sekolah ini mengizinkan murid yang beragama Islam libur 2 hari. Tidak perlu bertemu pihak sekolah, cukup mengirimkan email saja.

Lucunya, meski pihak sekolah tahu betul mana murid yang beragama Islam dan mana yang non-Islam tapi tetap harus mengajukan izin merayakan Lebaran.

Seperti yang pernah terjadi pada anak saya. Saat itu H-2 hari raya dan saya belum mengajukan izin libur Lebaran karena saya pikir anak saya sudah bersekolah di situ lebih dari 2 tahun, pasti sekolah sudah paham.

Ternyata sangkaan saya salah. Wali kelas menghubungi saya dan tanya, apakah anak saya akan izin tidak sekolah untuk merayakan Lebaran atau tidak? Jika iya sebaiknya konfirmasi ke sekolah secepatnya.

Bahkan pernah kejadian saya sudah izin ke guru, namun staff administrasi sekolah tetap telepon saya menanyakan kenapa si anak tidak berangkat sekolah.

Sementara bagaimana dengan perayaan Natal? Tentu tidak seperti prosedur saat perayaan Lebaran. Libur Natal dan Tahun Baru masuk dalam kalender sebagai hari cuti/libur bersama. Untuk murid sekolah dasar dan menengah dapat libur 3 minggu.