langit7-Jakarta,- - Petinju asal Aljazair, Imane Khelif tengah menjadi sorotan masyarakat dunia setelah mengalahkan boxer asal Italia, Angela Carini. Keduanya bertarung di cabang tinju kategori wanita kelas 66 kg di ajang Olimpiade Pare 2024.
Imane Khelif dinyatakan lolos ke perempat final setelah Carini memilih mundur dari pertandingan yang hanya berlangsung selama 46 detik. Carini memutuskan berhenti setelah Khelif mendapatkan satu pukulan telak padanya.
Dalam pengakuannya, Carini mengatakan pukulan Khelif jauh lebih keras dari pukulan wanita pada umumnya. Ia pun mengaku belum pernah merasakan pukulan sekuat itu.
“Bagi saya, ini bukanlah sebuah kekalahan. Bagi saya, ketika Anda memanjat tali itu, Anda sudah menjadi seorang pejuang; kamu sudah menjadi pemenang. Terlepas dari segalanya, tidak apa-apa, baiklah seperti ini. Saya tidak kalah malam ini [...] Saya hanya melakukan tugas saya sebagai petarung. Saya naik ring dan bertarung. Saya tidak berhasil. Saya keluar dengan kepala terangkat tinggi dan hati yang hancur," kata Carini usai pertandingannya dengan Khelif, dilansir dari Independent, Jumat (2/8/2024).
Baca juga:
Timnas Indonesia Siap Kejutkan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026“Saya seorang wanita dewasa. Ring (arena tinju) adalah hidupku. Saya selalu sangat naluriah, dan ketika saya merasa ada sesuatu yang tidak beres, saya tidak menyerah. Ini berarti memiliki kedewasaan untuk berhenti, memiliki kedewasaan untuk mengatakan: 'Oke, itu sudah cukup.'”
Khelif selanjutnya dijadwalkan bertarung pada Sabtu (3/8/2024) pukul 16.22 BST waktu setempat. Lawannya belum diketahui, namun apabila menang, Khelif akan mendapatkan medali perunggu dari kelas 66 kg dan berkesempatan untuk memperebutkan medali perak atau emas.
Diskualifikasi oleh IBA
Pertandingan antara Khelif dan Carini ini kemudian menuai perdebatan dan kontroversi. Terlebih keikutsertaan Imane Khelif dalam kategori tinju wanita di Olimpiade Paris 2024 dibayangi dengan isu gender.
Tahun lalu, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mendiskualifikasi Imane Khelif dan petinju asal Taiwan Lin Yu-Ting. Keduanya dinilai gagal memenuhi kriteria kelayakan gender dari IBA.
Meski IBA tidak merinci alasan para petinju tersebut gagal dalam tes kelayakan gender, namun mengklarifikasi bahwa keduanya tidak menjalani pemeriksaan testosteron.
Baik Khelif, 25, maupun juara dunia dua kali Lin, 28, tidak mengidentifikasi dirinya sebagai transgender atau interseks.
Kejuaraan Dunia Wanita 2023 diselenggarakan oleh IBA, yang tidak lagi diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Sebaliknya, tinju Olimpiade musim panas ini dijalankan oleh Paris Boxing Unit (PBU), sebuah unit ad-hoc yang didirikan oleh Dewan Eksekutif IOC.
Melalui pernyataannya di awal turnamen, IOC mengatakan, “Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan masuk kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku sesuai dengan aturan 1.4 dan 3.1 dari Unit Tinju Paris 2024.
“PBU berupaya membatasi amandemen untuk meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antar Olimpiade.”
(ori)