BTN Terguncang: Laba Susut, Kredit Lesu, Deposito Melonjak

LANGIT7.ID-, Jakarta- - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menghadapi badai di tengah gejolak ekonomi. Laporan keuangan hingga Agustus 2024 mengungkap penurunan tajam kinerja bank pelat merah ini. Laba bersih BTN terpuruk 9,75% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2 triliun, hanya menyentuh angka Rp 1,81 triliun.

Dilansir dari laporan keuangan bulanan perseroan, kemerosotan ini semakin dalam dibandingkan Juli 2024, di mana penurunan laba masih di kisaran 5,8%. Pendapatan bunga bersih (NII) menjadi biang keladi utama, anjlok 11,01% menjadi Rp 7,87 triliun. Pertumbuhan pendapatan yang melambat di angka 8,61% diperparah oleh lonjakan beban bunga yang mencapai 27,01%.

Upaya BTN untuk meningkatkan pendapatan alternatif belum membuahkan hasil signifikan. Meski pendapatan komisi naik 7,96% menjadi Rp 989,15 miliar dan pendapatan lainnya melonjak 35,99% mencapai Rp 891,70 miliar, hal ini belum mampu mengimbangi penurunan di sektor utama. Bahkan penurunan drastis biaya provisi sebesar 49,09% menjadi Rp 1,31 triliun tidak cukup untuk menyelamatkan laba operasional yang masih merosot 8,65% ke level Rp 2,29 triliun.

Kinerja intermediasi BTN juga menunjukkan tanda-tanda kelesuan. Total kredit dan pembiayaan syariah tumbuh 13,05% menjadi Rp 355,26 triliun, melambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 14,39%. Kredit konvensional hanya tumbuh 12,09% menjadi Rp 312,90 triliun, sementara pembiayaan syariah naik 20,67% menjadi Rp 42,36 triliun, keduanya lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Juli 2024.

Di sisi pendanaan, meski Dana Pihak Ketiga (DPK) masih tumbuh 16,49% mencapai Rp 373,88 triliun, angka ini menurun dari 17,54% pada bulan sebelumnya. Komposisi DPK mengalami pergeseran signifikan, dengan tabungan turun 3,94% menjadi Rp 39,54 triliun, sementara deposito melonjak 25,04% mencapai Rp 192,89 triliun. Giro naik moderat sebesar 12,69% menjadi Rp 141,43 triliun.

Pergeseran ini berdampak pada penurunan rasio dana murah (CASA) dari 51,93% menjadi 48,41%. Total aset BTN masih tumbuh 11,88% menjadi Rp 456,37 triliun, dengan liabilitas meningkat 12,04% mencapai Rp 424,69 triliun dan ekuitas tumbuh 9,81% menjadi Rp 31,67 triliun.

Meski menghadapi berbagai tantangan, BTN masih berupaya mempertahankan pertumbuhan. Namun, dengan berbagai indikator kinerja yang menunjukkan tren penurunan, bank ini perlu strategi jitu untuk membalikkan keadaan di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih membayangi.