LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ketegangan politik kembali meningkat di Jakarta saat terungkap bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah tokoh di kediamannya. Spekulasi pun bermunculan terkait komposisi kabinet yang akan segera terbentuk.
Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra, mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut memang dihadiri oleh para calon menteri. "Iya rencananya seperti itu, akan diundang calon menteri yang kemarin sudah menandatangani kesediaan membantu," ungkap Dasco di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Dasco, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, menekankan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari proses finalisasi struktur kabinet Prabowo-Gibran. "Yang dipanggil itu akan bertemu dengan Pak Prabowo, nah finalisasinya nanti setelah pertemuan, kira-kira begitu," jelasnya.
Meski berlangsung singkat, pertemuan tersebut menarik perhatian publik. Sejumlah nama besar terlihat keluar-masuk kediaman Prabowo, termasuk Nusron Wahid, Saifullah Yusuf, Yandri Susanto, Fadli Zon, Prasetyo Hadi, Natalius Pigai, Maruarar Sirait, Abdul Kadir Karding, dan Teuku Riefky Harsya.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu tertutup? Apakah ini pertanda akan adanya kejutan dalam susunan kabinet mendatang?
Sebuah dokumen yang beredar di kalangan elit politik menunjukkan kemungkinan terbentuknya 46 kementerian, meningkat signifikan dari era sebelumnya. Jika benar, ini akan menjadi kabinet terbesar dalam sejarah Indonesia modern.
Dasco sendiri membuka kemungkinan bahwa proses pemanggilan para calon menteri ini bisa berlanjut hingga hari berikutnya. "Ini bukan proses yang bisa diselesaikan dalam sekejap," tambahnya.
Sementara itu, DPR RI dikabarkan telah menyiapkan 13 komisi baru untuk mengawasi kinerja kementerian dan lembaga negara. Langkah ini dianggap sebagai antisipasi terhadap potensi membengkaknya jumlah pos di pemerintahan.
Meski demikian, beberapa pengamat politik memperingatkan bahwa kabinet yang terlalu besar bisa kontraproduktif. "Ada risiko tumpang tindih wewenang dan inefisiensi," kata seorang pakar tata negara dari universitas terkemuka.
Terlepas dari pro dan kontra, satu hal yang pasti: era baru dalam politik Indonesia akan segera dimulai. Publik kini menanti dengan penuh harap, bagaimana wajah pemerintahan Prabowo-Gibran akan terbentuk.
(lam)