LANGIT7.ID-Pada 20 Oktober, Indonesia resmi memiliki presiden baru: Jenderal (purn) Prabowo Subianto. Ada buku karya Presiden Prabowo yang berjudul: PARADOKS INDONESIA DAN SOLUSINYA. Buku ini cukup menarik untuk menggambarkan pemikiran presiden baru Indonesia yang perlu diketahui oleh rakyat Indonesia. Seperti apa presiden baru melihat Indonesia? Berikut cuplikan cuplikan pemikiran dalam buku Presiden Prabowo.
Indonesia kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, tetapi sebagian besar rakyat Indonesia saat ini masih hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini saya sebut sebagai paradok Indonesia.
EKONOMI KITA TIDAK SEHATKalau kita mau tahu apakah pencapaian ekonomi kita selama 30 tahun terakhir sudah baik atau belum, kita harus bandingkan dengan pencapaian ekonomi negara lain. Misalkan kita bisa bandingkan dengan pencapaian dengan Tiongkok, dan negara tetangga kita Singapura.
Perbedaan besar aktivitas ekonomi atau pendapatan domestic bruto (PDB) Tiongkok pada periode 30 tahun sejak 1985 sampai 2019, adalah 46 kali lipat. Pada tahun 1985, PDB Tiongkok adalah USD 309 miliar—angka ini naik ke USD 14,3 triliun di tahun 2019. Sebagai perbandingan, dalam periode yang sama, besar ekonomi singapura tumbuh 19,5 kali lipat. Besar ekonomi Indonesia hanya tumbuh 13 kali lipat.
Bagaimana caranya ekonomi Tiongkok yang pada tahun 1985 hanya 3,6 kali lebih besar dari ekonomi Indonesia tumbuh begitu pesat sehingga 30 tahun kemudian ekonomi Tiongkok bisa 12,8 kali lebih besar dari ekonomi Indonesia. Menurut kajian banyak ahli ekonomi, pertumbuhan ekonomi tiongkok bisa begitu cepat karena Tiongkok secara sungguh sungguh mengimplementasikan prinsip prinsip state capitalism, atau kapitalisme negara. Artinya seluruh cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dan seluruh sumber daya alam dikuasai oleh negara.
Di Tiongkok pengelolaan cabang-cabang produksi penting dan sumber daya alam dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tiongkok menjadikan BUMN sebagai ujung tombak pembangunan ekonomi negaranya. Saat ini ada lebih dari 150.000 BUMN di Tiongkok yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tiongkok. 82 BUMN Tiongkok ada di daftar Fortune Global 500 perusahaan terbesar dunia—dari total 143 perusahaan Tiongkok di daftar Fortune Global 500.
Sebagai contoh pada 1984 Tiongkok mendirikan industrial and commercial bank of china (ICBC). Sekarang ICBC adalah bank terbesar di dunia dan mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah Tiongkok.
Sementara itu kita, walaupun bunyi dari padal 33 UUD 1945 hampir sama dengan prinsip kapitalisme negara ala Tiongkok, dalam mengelola cabang-cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dan sumber daya alam di Indonesia, kita malah banyak menyerahkan pengelolaan ekonomi kita ke mekanisme pasar. Dengan kata lain, kita tidak secara sungguh sungguh menjalankan pasal 33 UUD 1945. Sementara Tiongkok menjalankannya.
Inilah sebabnya, saya mengatakan haluan ekonomi kita saat ini belum tepat. Pengelolaan ekonomi Indonesia belum sesuai dengan amanat sistem ekonomi negara pasal 33. Malah saat ini kita terperangkap dalam sistem ekonomi oligarki—baik di tingkat nasional dan juga di tingkat daerah.
Dalam sistem oligarki, perekonomian negara dikuasai oelh segelintir orang-orang super kaya. Mereka sering juga disebut sebagai “para oligark”. Dengan uang, mereka memiliki kekuasaan yang berlebih. Kekuasaan mereka banyak menentukan kehidupan ekonomi dan politik dari bangsa kita.
Mereka bisa pesan kebijakan dan menentukan siapa siapa saja yang boleh impor gula, daging, beras, jagung dan komoditas lainnya. Mereka juga bisa menentukan siapa siapa saja yang jadi pemimpin karena mereka punya kemampuan untuk jadi penyandang dana utama dalam kampanye politik. Ekonomi diatur oleh beberapa orang super kaya, bukan oleh negara. Hal ini mungkin karena 1% orang terkaya Indonesia menguasai 36% kekayaan Indonesia. 10% orang terkaya Indonesia menguasai 66% kekayaan Indonesia. Menurut riset credit Suisse, total kekayaan orang Indonesia ditaksir USD 3,2 triliun—sekitar Rp 44.800 triliun. Artinya 1% populasi terkaya Indonesia sekitar 2,7 juta orang saja menguasai USD 1,2 triliun—sekitar RP 16.800 triliun. Ini kekuasatan uang yang besar.(bersambung)
(lam)