Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 16 Januari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Mengenal Muhammad Amin, Tuna Netra yang Raih Sarjana UIN Walisongo Semarang

tim langit 7 Senin, 04 November 2024 - 13:10 WIB
Mengenal Muhammad Amin, Tuna Netra yang Raih Sarjana UIN Walisongo Semarang
Muhammad Amin Hambali, seorang tuna netra asal Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang meraih gelar sarjana di UIN Walisongo, Semarang.
LANGIT7.ID-, semarang- - Kekurangan fisik tak menyurutan semangat Muhammad Amin Hambali untuk meraih gelar sarjana. Dengan kondisi tuna netra, pria asal Desa Jlumpang, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, ini berhasil menuntaskan kuliah kesarjanaannya.

Anak dari almarhum Muchlasin dan Marijati ini menjadi salah satu wisudawan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Sabtu (2/22/2024). Dia menyelesaikan kuliah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Kendati mempunyai keterbatasan, namun Amin terus berkreasi. Amin aktif untuk menulis dan berhasil meraih juara I dalam perlombaan cerpen kategori tulisan paling menyentuh, serta juara kedua untuk tulisan favorit pembaca.

Dia juga aktif menulis di cerpen dan buletin maupun website LPM Missi. Dengan semangat dan keteguhan, Amin Hambali menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai impian.

Baca juga:Pondok Pesantren Berprestasi di Sektor Ekonomi Ramaikan ISEF 2024

Amin mendapatkan beasiswa dari sahabat mata. Program studi KPI saat itu menjadi pilihannya dan yang menerima mahasiswa difabel di UIN Walisongo.

Kemampuan Amin terus berkembang. Dalam tugas akhirnya Amin juga berharap bisa berkontribusi dan memberikan semangat bagi teman-teman difabel. Skripsi Amin berjudul "Website Kartunet.com sebagai Media Difabel Netra dalam Mengekspresikan Diri Lewat Karya Tulis Bermuatan Islam".

Awalnya, Amin memiliki ketertarikan untuk belajar psikologi, dengan harapan dapat memahami pola pikir dan tingkah laku manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa ilmu komunikasi juga sangat penting dan saling terkait.

"Belajar tentang komunikasi memberikan saya pemahaman yang lebih baik untuk menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain," ungkapnya.

Sebagai seorang difabel, Amin menghadapi berbagai tantangan selama masa kuliahnya. Salah satu kesulitan terbesar adalah navigasi saat dikampus. Momen paling menantang muncul ketika ia harus menyusun tugas akhir. Di saat teman-temannya juga disibukkan proyek mereka, Amin merasa terisolasi saat mencari referensi dan berdiskusi.

"Meskipun teknologi memudahkan pencarian informasi, kadang saya merasa terputus dari orang lain," jelasnya.

Namun, pengalaman paling berkesan bagi Amin terjadi saat PBAK. Di momen itu, ia merasakan kehangatan dan dukungan dari teman-teman barunya, yang mengubah pandangannya yang sebelumnya pesimis terhadap interaksi sosial.

"Perasaan diterima sangat berarti bagi saya, mirip dengan saat berkumpul bersama teman-teman difabel," katanya. Keberhasilan Amin dalam menghadapi tantangan ini menunjukkan ketekunan dan keberanian yang luar biasa.

Setelah lulus, Amin berharap dapat menemani orang tuanya yang sudah lanjut usia dan melanjutkan passion-nya dalam menulis. Ia ingin merampungkan novel yang telah lama ia impikan. Dalam menghadapi perjalanan kuliahnya yang penuh liku ini, Amin memberikan motivasi bagi rekan-rekannya. Ia mendorong mahasiswa untuk bertanya pada diri sendiri tentang alasan mereka berkuliah dan mengingat orang-orang yang berjuang mendukung mereka.

"Motivasi terbaik datang dari dalam diri. Ingatlah orang-orang yang berharap dan berdoa untuk kesuksesan kita," tegasnya.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 16 Januari 2025
Imsak
04:18
Shubuh
04:28
Dhuhur
12:06
Ashar
15:30
Maghrib
18:19
Isya
19:33
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan