LANGIT7-Jakarta,- - Memasuki Syawal, umat Islam dianjurkan menjalankan puasa sunah selama enam hari. Tak hanya memberikan pahala tambahan hingga setara puasa setahun, tetapi juga baik untuk menyeimbangkan gizi tubuh.
"Gizi seimbang secara sederhana adalah menyesuaikan apa yang dimakan dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Dan puasa Syawal bisa jadi, salah satu cara kontrol diri dengan cara menerapkan gizi seimbang," ujar Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Wahyu Kurnia Yusrin Putra.
Menurutnya, puasa Syawal menjadi momentum bagi umat Islam untuk dapat menghindari tubuh terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang bersantan dan tinggi lemak.
"Saat lebaran, biasanya hidangan didominasi makanan bersantan, sementara saat berpuasa, kita dianjurkan untuk tidak terlalu mengonsumsi makanan berlemak atau bersantan supaya terhindar dari rasa begah saat puasa, jangan lupa senantiasa mengatur pola makan makan," ujarnya.
Baca juga:
5 Keutamaan Puasa Syawal: Penyempurna Ramadhan, Pahalanya Setara Puasa SetahunBagi Wahyu, puasa Syawal juga sangat dianjurkan apalagi jika dilakukan berdekatan dengan Idul Fitri. "Karena tubuh masih terbiasa dengan kondisi puasa," jawabnya.
Namun ada kalanya beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan puasa Syawal. Hal ini jika sedang mengalami sakit berat atau sedang dalam kondisi hamil dan menyusui yang tidak memungkinkan untuk melakukan pembatasan asupan.
Kaprodi Gizi Universitas Sahid Khoirul Anwar menjelaskan, keuntungan menjalankan puasa syawal bagi tubuh adalah metabolisme tubuh akan terjaga.
"Kandungan lemak dan glukosa dapat terkontrol, dapat menyikapi adanya sensitifitas insulin," ucap Anwar.
Anwar mengatakan, dengan berpuasa, kerja tubuh menjadi lebih optimal. Hal ini tentu saja jika dalam pelaksanaan waktu dan takaran konsumsinya pas dan tidak berlebihan. "Apalagi guna menjaga profil lipid darah supaya tetap normal" tuturnya.
Puasa Syawal, erat kaitannya dengan bagaimana seseorang untuk tetap menyeimbangkan pola makan dan asupan gizinya. Ia menyebut bahwa inti puasa adalah pada jumlah atau porsi makanan yang dikonsumsi.
"Dari mulai sahur hingga berbuka dengan cara minum air putih minimal dua liter, mengkonsumsi jenis makanan yang cenderung kenyang lebih lama seperti kurma, dan jangan lupa makan sayuran," terangnya.
Namun, Anwar juga menjelaskan ada beberapa jenis buah yang sepatutnya dihindari, di antaranya ada nangka dan durian. Sebab, kedua buah tersebut mengandung gas cukup tinggi.
Selain itu, puasa Syawal juga sangat berguna dalam melatih kedisiplinan diri dalam menjaga pola makan dan aktivitas fisik, hingga berat badan turun.
"Kalau kita melihat kondisi orang sehat, itu sangat normal. Apalagi melihat pasokan kalori yang semua minimal terdlaat 2500 kalori terjadi penurunan asupan sebanyak 1700 kalori. Yang terpenting selama berpuasa tetap menjaga pola makan," pungkas Ketua Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI) itu
(ori)