Indonesia Bidik Dana Filantropi USD30 Miliar, Bill Gates Diminta Jadi Pengurus Danantara

LANGIT7.ID–Jakarta; Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan terobosan besar untuk memperkuat ekosistem filantropi nasional. Dalam forum bersama Bill Gates, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia kini membutuhkan sebuah lembaga kepercayaan seperti Temasek Trust di Singapura, yang dapat menyalurkan dana hibah global secara langsung ke dalam negeri.

Menurut Budi, selama pandemi COVID-19, bantuan dari para dermawan seperti Pak Mokhtar dan Tanoto Foundation memang banyak masuk ke Indonesia. Namun, penyalurannya kerap tidak langsung dan justru dilakukan lewat negara lain.

Baca juga: Indonesia Dipuji Dunia atas Terobosan Kesehatan dan Ketahanan Pangan, Bill Gates Soroti Peran Strategis

“Karena selama COVID, saya menerima banyak hibah dari Pak Mokhtar, dari Tanoto Foundation, tapi disalurkan melalui negara lain. Alasannya karena kita belum punya entitas yang dipercaya. Karena kepercayaan itu tidak bisa dipaksakan, tetapi harus diperoleh.

"Itulah mengapa saya berbicara dengan Pak Rosan, mungkin kita bisa mendirikan sesuatu seperti yang dimiliki Temasek Trust, yaitu dengan membentuk Danantara Trust,” ujar Budi.

Baca juga: Prabowo Sambut Bill Gates di Istana, Bahas Kerja Sama Global hingga Tinjau Program Makan Bergizi Gratis

Danantara Indonesia atau Daya Anagata Nusantara saat ini memiliki potensi besar dalam pengelolaan hibah global. Setiap tahun, Danantara menangani sekitar US$1 miliar dalam bentuk rolling over grant yang dialokasikan ke berbagai institusi, termasuk dari lembaga-lembaga besar seperti Global Fund dan Gates Foundation.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi secara langsung mengajak Bill Gates untuk bergabung dalam dewan pengurus Danantara. Ia bahkan menyebut nama Ray Dalio sebagai rekan Bill Gates yang sudah terlebih dahulu aktif dalam filantropi pendidikan di China.

“Untuk itu saya berharap Pak Bill bisa duduk di dewan pengurus bersama Pak Ray Dalio, sahabat Anda. Karena Pak Ray Dalio dan Bill Gates juga duduk di dewan lembaga filantropi pendidikan di China. Pak Rosan memiliki visi menjadikan dana ini sebagai fungsi katalitik, dan saya percaya semua teman-teman kita di sini juga bisa ikut berkontribusi,” tambah Budi.

Potensi dana filantropi di Indonesia sendiri dinilai sangat besar. Jika mengacu pada rasio rata-rata negara maju yang mencapai 2% dari PDB, maka dari PDB Indonesia senilai US$1,5 triliun, terdapat ruang sebesar US$30 miliar per tahun untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Namun sayangnya, hingga kini Indonesia belum sepenuhnya menikmati aliran dana filantropi global karena masih terbatasnya entitas lokal yang benar-benar dipercaya.

“Namun, banyak orang Indonesia yang ingin memberi, tapi uangnya tidak masuk langsung ke Indonesia—melainkan melalui negara lain,” ungkap Menkes Budi.

Di penghujung pernyataannya, Menkes Budi menegaskan bahwa pengalaman Gates Foundation dalam mengelola yayasan secara sistematis dan profesional dapat menjadi bekal penting bagi Danantara dalam membangun reputasi sebagai lembaga filantropi yang kredibel di tingkat global.

Ia berharap, sistem manajemen yang diterapkan Gates Foundation bisa menjadi contoh dalam menumbuhkan kepercayaan publik, sehingga lebih banyak pihak bersedia menyalurkan dana filantropi langsung ke Indonesia.