LANGIT7.ID-Jakarta; Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025 menghadirkan pembaruan penting yang menempatkan pesantren sebagai pusat perhatian, baik di ranah nasional maupun internasional. Ajang ini bukan hanya arena kompetisi, melainkan medium untuk memperkuat citra pesantren modern yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menilai MQKI dapat menjadi momen untuk memperkenalkan khazanah pesantren kepada dunia secara lebih luas. “MQK ini bisa dianggap sebagai festivalisasi budaya akademik pesantren. Kita berharap acara ini mendatangkan kemaslahatan bagi Indonesia dan global, sekaligus memperlihatkan bahwa kekhasan Islam di Indonesia salah satunya lahir dari tradisi pesantren yang tidak ditemukan di tempat lain,” ujarnya di Jakarta, dikutip Kamis (14/8/2025).
Ia menambahkan bahwa keberadaan pesantren turut menopang kekuatan sosial di Indonesia yang dikenal memiliki tingkat keragaman dan pluralitas tinggi. “Pesantren memainkan peran vital dalam kehidupan sosial-politik Indonesia. Momentum MQKI ini harus kita gunakan untuk menunjukkan bahwa pesantren itu modern, adaptif, dan mampu menjadi bagian dari solusi kehidupan berbangsa,” imbuhnya.
Kamaruddin juga menekankan bahwa MQKI bukan sekadar ajang kajian kitab kuning, melainkan wahana pemberdayaan ekonomi umat melalui peran strategis pesantren dalam pengelolaan zakat dan wakaf. “Pesantren jangan hanya jadi objek, tapi juga harus mengambil peran. Kita ingin ada gerakan Indonesia berwakaf yang mendorong seluruh elemen bangsa, termasuk santri. Dana abadi pendidikan pesantren berbasis wakaf menjadi salah satu wujudnya,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Pesantren, Basnang Said, mengungkapkan inovasi teknis dalam proses seleksi peserta tahun ini. Untuk pertama kalinya, MQKI menerapkan metode Computer Based Test (CBT) yang dinilai lebih transparan dan efisien. “Banyak pesantren yang sudah akrab dengan teknologi. Dengan CBT, kita bisa melakukan seleksi secara hemat anggaran namun tetap berkualitas. Tahun ini, kita menjaring 35 kafilah provinsi dan 40 kafilah Ma’had Aly dari total 9.886 peserta seleksi,” jelasnya.
Cabang lomba di MQKI 2025 mencakup 20 majelis musabaqah dan dua nomor ekshibisi. Beberapa di antaranya meliputi Qira’atil Mutun, Hifzhil Mutun, Debat Bahasa Arab/Inggris, Debat Qanun, Bahtsul Kutub, Risalah ‘Ilmiyyah, hingga Tarkib Digital. Untuk ekshibisi, terdapat Lalaran Alfiyah khusus Marhalah Wustha dan Ulya, serta ekshibisi Disabilitas.
Basnang menyebut adanya dukungan masyarakat yang turut menyukseskan penyelenggaraan, termasuk sumbangan empat ekor sapi untuk konsumsi selama kegiatan berlangsung. “MQKI 2025 punya distingsi tersendiri, dan kita ingin menghadirkan penyelenggaraan yang berkesan sekaligus bermanfaat,” pungkasnya.
(lam)