Silent Book Club Jakarta, Sensasi Membaca Bersama Hingga Mewujudkan Gerakan Sosial

LANGIT7.ID-, Jakarta - - Bagi Anda yang punya hobi membaca dan ingin merasakan atmosfer membaca bersama, merasakan suasana dan pengalaman menarik bersama orang-orang dengan minat serupa, Komunitas Silent Book Club Jakarta sepertinya cocok untuk Anda. Komunitas ini merupakan bagian dari jaringan global para relawan yang tersebar di sejumlah negara.

Para relawan penyelenggara ini percaya pada kekuatan membaca, bisa menyatukan orang dan menyelenggarakan pertemuan tatap muka di lingkungan sekitar mereka. Komunitas ini kerap mengadakan sesi membaca buku bersama dengan lokasi yang beragam, bisa indoor maupun outdoor, dengan memanfaatkan ruang publik.

Pendiri Silent Book Club Jakarta, Hestia Istiviani mengatakan, "Semakin sering saya mengadakan sesi 'silent reading' bersama Baca Bareng Silent Book Club Jakarta, semakin saya yakin bahwa membaca memang tindakan politik."

"Saya tidak hanya berbicara tentang bahan bacaan kami, tetapi juga tempat yang saya pilih untuk menyelenggarakan agenda bulanan kami: taman umum," kata Hestia dikutip dari laman Silent Book Club, Minggu (28/9/2025).

((Abingdon Silent Book Club saat event membaca bersama di atas kapal yang berlayar dari Abingdon ke Oxford, Inggris. sumber: silentbookclub)

Ada lebih dari 1700 cabang resmi Silent Book Club bertemu langsung di ruang publik di seluruh dunia. Lokasinya beragam, mulai dari perpustakaan dan toko buku lokal hingga bar, kafe, dan restoran. Tidak seperti beberapa kelompok baca lain yang mengenakan biaya masuk, Klub Buku Senyap gratis, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang.

Baca juga: Buat yang Suka Nyanyi, Yuk Seru-seruan Bareng Komunitas Nyanyi Bareng Jakarta

Di Jakarta sendiri, pada bulan Mei, hampir 500 orang berkumpul di Taman Langsat, Jakarta Selatan, Indonesia, dengan satu tujuan bersama: membaca bersama dalam komunitas. Tanpa biaya masuk. Tanpa batasan tiket. Tanpa sponsor atau iklan. Hanya satu jam membaca tanpa gangguan di alam.

"Memilih taman umum sangat berarti: sifatnya yang inklusif untuk semua jenis pembaca berarti tidak perlu membeli makanan dan minuman cukup bawa camilan Anda sendiri. Anda dapat berpakaian nyaman dan mengajak keluarga atau kolega tanpa khawatir akan biaya tambahan, dan membaca apa pun yang Anda inginkan—atau mendengarkan jika Anda memilih buku audio," jelas Hestia.

Pertemuan ini tidak hanya menawarkan waktu membaca tanpa gangguan bagi para pecinta buku, tetapi juga mengajak orang-orang untuk menjalin hubungan tatap muka di dunia nyata dengan orang lain yang memiliki minat serupa.

(Cape Town Silent Book Club di PechaKhuca. Sumber: silentbookclub)

Sejak 2012, Silent Book Club telah menawarkan formula jitu bagi para introvert maupun ekstrovert untuk membangun komunitas: Setiap pertemuan dimulai dengan 30 menit bersosialisasi untuk bertemu orang baru dan berbagi bacaan, dilanjutkan dengan satu jam membaca hening. Di akhir sesi, peserta dapat memilih untuk tetap tinggal selama setengah jam lagi untuk berbincang, bertukar buku, atau berfoto bersama.

Layaknya komunitas, tentu Silent Book Club memiliki visi dan misi yang bukan hanya sekadar pertemuan sosial, melainkan sebuah gerakan sosial.

(Columbia Silent Book Club di California Selatan. sumber: silentbookclub)

Misi organisasi global ini adalah memperkuat komunitas lokal dan menyatukan orang-orang melalui kecintaan bersama terhadap buku. Para pendiri yang berbasis di AS ini sangat vokal dalam komitmen mereka untuk mendukung perpustakaan umum dan toko buku independen, menentang pelarangan buku, serta memperjuangkan kebebasan intelektual dan media publik.

Kekuatan politik membaca juga penting bagi Hestia di Jakarta. Menurutnya, merebut kembali taman publik juga merupakan cara komunitas ini menunjukkan bahwa siapa saja berhak menggunakannya.

"Kami menuntut agar taman tersebut lebih baik dan nyaman. Ratusan pembaca yang hadir dalam pertemuan bulanan Baca Bareng mengirimkan pesan yang jelas: 'Ya, tolong optimalkan taman publik kita!'," tegasnya.

Dalam perjalanannya, komunitas Silent Book Club menyisihkan 5% dari pendapatan tahunan, untuk disumbangkan kepada organisasi nirlaba sastra dan organisasi yang didedikasikan untuk mendukung perpustakaan umum dan kebebasan membaca.

Baca juga: Sehat dan Seru! 6 Komunitas di Jakarta Ini Patut Diikuti