LANGIT7.ID–Jasinga; Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah menegaskan pentingnya menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan hanya sekadar pengetahuan. Seruan ini disampaikan dalam kegiatan Kajian Kesehatan PHBS dalam Keluarga: Menjaga Kesehatan Dimulai dari Rumah bersama Enzim, yang digelar di TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Jasinga, Selasa (28/10/2025). Acara tersebut juga menggandeng Langit7.id sebagai media partner untuk memperluas pesan edukatif kepada masyarakat.
Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Kab. Bogor, Lina Marlina, mengingatkan bahwa masyarakat sering kali hanya mengetahui pentingnya hidup bersih, tetapi belum konsisten menerapkannya. “Satu hal yang sebenarnya sudah harusnya biasa kita lakukan, tapi sering kali kita tidak konsisten,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa PHBS harus menjadi kebiasaan yang tertanam sejak dini di lingkungan keluarga.
Lina menuturkan, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan program utama Majelis Kesehatan Aisyiyah yang terus dijalankan dari tingkat pusat hingga ranting. Program ini berjalan beriringan dengan bidang kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan anak (termasuk keluarga berencana), serta pencegahan stunting. Menurutnya, kesadaran hidup sehat perlu dihidupkan kembali sebagai bagian dari gaya hidup keluarga modern. “Ini kita akan mulai lagi menjadi salah satu program utama Majelis Kesehatan di tingkat pusat sampai ke bawah,” terangnya.
Ia menambahkan, terdapat 10 indikator PHBS di rumah tangga yang seharusnya diterapkan setiap hari, mulai dari persalinan yang ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif enam bulan, penimbangan bayi dan balita, hingga penggunaan air bersih, jamban sehat, dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Selain itu, keluarga juga diimbau untuk mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, memberantas jentik nyamuk, berolahraga minimal 30 menit, dan tidak merokok di dalam rumah.
![Jangan Tunggu Sakit untuk Hidup Bersih, PP Aisyiyah Ingatkan Konsistensi PHBS di Rumah]()
Namun, Lina menilai konsistensi menjadi tantangan terbesar masyarakat Indonesia. Banyak keluarga hanya menerapkan PHBS ketika terjadi wabah atau saat anggota keluarga jatuh sakit. Padahal, kata dia, kebersihan diri adalah fondasi utama untuk mencegah berbagai penyakit. “Jangan tunggu sakit untuk hidup bersih dan ajarkan PHBS untuk seluruh anggota keluarga termasuk pada anak sejak dini,” pesannya.
Di akhir sesi, Lina menyoroti kebersihan gigi dan mulut yang sering kali diabaikan dalam praktik PHBS. Ia mengingatkan bahwa banyak orang baru pergi ke dokter gigi saat sudah merasakan nyeri hebat. “Sering kali kita ke dokter gigi kalau sudah nyut-nyutan baru ingat, padahal kalau dari awal kita menjaga kebersihan gigi dan mulut, banyak penyakit bisa dicegah,” katanya.
Menurut Lina, masalah gigi dan mulut tidak bisa dianggap sepele karena berpotensi menimbulkan gangguan serius pada organ tubuh lain. “Kuman yang ada di gigi dan mulut itu bisa menyebabkan radang amandel, bahkan berpengaruh ke paru-paru dan jantung,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk lebih disiplin memeriksakan gigi secara rutin dan menjadikan kebersihan mulut sebagai bagian dari kebiasaan sehat sehari-hari.
(lam)