Sempat Hidup Menumpang, Kini Pecahkan Rekor MURI 1100 Hewan Qurban

Putra Siregar, seorang pengusaha sukses yang berhasil memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) untuk hewan qurban terbanyak tahun ini, yaitu 1.100 ekor. Ia memecahkan rekornya sendiri pada tahun lalu dengan 404 hewan qurban.

Putra memanfaatkan momen Idul Adha 1442 Hijriah ini untuk bisa membantu lebih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan akibat dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, dengan membantu banyak orang yang kesulitan maka akan mempermudah setiap urusan yang dilakukannya.

“Alhamdulillah Idul Adha kali ini papi bisa Qurban 1.000 ekor lebih. Dulu ketika mendengar kisah sahabat nabi, papi berpikir mustahil bisa berqurban ribuan ekor, ternyata dengan niat dan bantuan Allah bisa terlaksana,” kata dia seperti ditulis akun instagramnya @putrasiregarr17.

Dalam qurban tahun ini, ia dibantu oleh timnya dalam pelaksanaan mulai dari pembelian hingga pembagian hewan qurban di hampir seluruh Indonesia. Ia juga berharap pada Idul Adha tahun depan bisa berqurban lebih banyak lagi dibandingkan tahun ini.

“Doa papi semoga tahun depan bisa 10.000 ekor hewan qurban. Tapi perlu diingat yah saudaraku. Sesungguhnya bukan seekor domba atau sapi yang menjadi esensi qurban, tetapi ketulusan dan keikhlasan dalam melaksanakannya, semoga Allah tidak mengurangi pahala dengan papi,” kata dia.

Putra bersyukur, prosesi penyembelihan dan pembagian hewan qurbannya ini berjalan dengan lancar. Ia juga berharap bisa lebih amanah dalam mengelola hartanya yang ia yakini terdapat sebagian orang lain.

“Alhamdulillah proses penyembelihan 1.100 hewan qurban berjalan lancar. Semoga Rekor Muri ini tidak mengurangi pahala dari berqurban. Terima kasih kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah mempercayakan kepada papi dengan menitipkan harta. Semoga harta yang dititipkan ke papi bisa papi pergunakan di jalan Allah,” imbuhnya.

Tulus Membantu

Putra mengaku, satu hal yang menjadi penyemangat dan motivasinya untuk sukses adalah agar ia bisa membantu banyak orang. Rasa kemanusiaannya muncul karena ia juga pernah merasakan pahitnya hidup dalam kesulitan.

Dulu sewaktu di masa sekolahnya, ia berharap ada orang baik yang akan datang dan membantu, untuk sekedar membayarkan uang sekolahnya. Ia bahkan berjanji kepada dirinya, akan mendoakan orang yang membantunya seumur hidup.

Namun, Putra tidak pernah merasakan kehangatan dari bantuan orang yang diharapkan dulu. Tapi kini ia sadar, dengan kesuksesan saat ini, ingin menjadi sosok penolong seperti yang diharapkan dulu dari orang lain.

“Sekarang Allah kasih keberkahan, aku pingin aku yang menjadi sosok itu sekarang. Jadi benar-benar tujuan aku prioritas sekarang bukan uang, tapi bagaimana bisa bermanfaat untuk orang banyak. Allah tidak pernah ingkar, dengan sedekah dan kebaikan, rezeki kita tidak pernah tertukar. Tinggal kita lakukan ikhtiar yang terbaik,” jelasnya dikanal Youtube Sandiuno TV.

Masa Sulit

Dibalik ketulusan hati dan kesuksesannya, ternyata Putra Siregar memiliki masa kecil yang cukup sulit. Ia sedari kecil merupakan anak piatu, dan tinggal dengan menumpang.

Kala itu, ia mengisahkan harus mencari uang jajan dan uang sekolahnya sendiri. Di mana ia harus berjualan di pasar induk di Medan dengan menjajakan barang dagangan orang lain, yang juga membentuk jiwa kepemimpinannya.

Dengan kegigihannya itu, perlahan jiwa pengusaha Putra terbentuk. Di sekolahnya pun, selain menjadi ketua kelas, ia juga aktif di organisasi sekolahnya hingga menjadi ketua OSIS.

“Sebenarnya bisa sukses itu perlu ada persiapan panjang. Jangan bermimpi sukses tanpa ada persiapan. Bahkan ketika saya dulu menjualkan dagangan orang, itu tetap saya anggap sebagai usaha saya. Jadi ketika punya usaha sendiri, saya benar-benar menjaganya dengan baik, termasuk menjaga hubungan dengan konsumen,” katanya.

Pada 2017 ketika usahanya mulai berkembang, ia lagi-lagi tersandung masalah. Ketika itu, Putra yang menjual ponsel pintar berkualitas dengan harga murah di tokonya PStore, diduga telah melakukan penjualan barang ilegal.

Di situ pula ia mengaku mendapat teguran dari Allah. Ia mengaku telah kufur nikmat atas kesuksesannya saat itu.

“Dari situ saya belajar, ketika Allah kasih nikmat, sekaligus juga cobaan. Kapan pun Allah mau ambil harta saya, semuanya juga bisa. Akhirnya pelan-pelan saya memperbaiki diri, mungkin saya bisa berbohong kepada manusia tapi kepada Allah kan saya tidak bisa,” jelasnya.

Dari kejadian 2017 silam, ia mengaku ada hikmah yang dapat diambilnya. Berkat masalah itu juga, kini PStore menjadi banyak pelanggan untuk berburu gadget murah.

Kini usaha Putra sudah berkembang cukup pesat. Memanfaatkan peluang yang ada, Putra telah membuka lagi usaha barunya, seperti penjualan televisi, laptop, jasa perbaikan dan akesesoris.

Ia berharap, ke depannya tetap bisa bermanfaat bagi banyak orang. Selain itu, ia juga memiliki cita-cita untuk bisa membangun pondok pesantren dan membantu anak-anak kurang mampu seperti dirinya dulu, serta membangun masjid yang besar.

“Sisi spiritual itu menjadi kebutuhan kita, karena tameng saya saat ini adalah sedekah, itu benar-benar mengobati banyak hal. Ketika melakukan hal yang disukai Allah, hati kita akan terasa lapang dan tidak terasa sempit,” imbuhnya.