Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 19 Mei 2024
home edukasi & pesantren detail berita

Inilah Dampak Media Sosial Terhadap Harga Diri

Muhajirin Selasa, 14 November 2023 - 13:00 WIB
Inilah Dampak Media Sosial Terhadap Harga Diri
ilustrasi
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Media sosial adalah hal yang selalu ada dalam kehidupan sehari-hari yang memengaruhi persepsi tentang diri sendiri. Persepsi adalah realitas; bahkan jika realitas itu miring dan tidak benar, itu terasa nyata.

Media sosial memberi pandangan sekilas yang tidak realistis dan mengagungkan kehidupan orang lain. Ketika membandingkan diri sendiri secara sosial, profesional, dan spiritual dengan persona online ini, ada risiko mengembangkan rasa rendah diri dan kurang bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Harga diri pada dasarnya adalah evaluasi seseorang terhadap harga dirinya sendiri. Seperti halnya seorang guru yang memberikan nilai A atau D, manusia juga menilai dirinya sendiri. Jika memiliki harga diri yang rendah, manusia cenderung menjaga hubungan sosial dan menghindar dari kesempatan yang dapat membantu meningkatkan emosi positif.

Sebagai Muslim, harus ingat bahwa harga diri diukur dengan skala yang lebih tinggi, yaitu dengan kebenaran dan keimanan.

Baca juga:Jaga Netralitas BUMN di Pilpres 2024, Komut PT Pelni Ali Masykur Musa Mengundurkan Diri

"Dan timbangan (amal perbuatan) pada hari itu adalah kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." [Al-Qur'an 7:8].

Perbandingan Sosial yang Berdampak pada Harga Diri
Monique Hassan, penulis di About Islam, mengatakan, manusia sering menggunakan perbandingan untuk mengevaluasi diri sendiri. Di masa muda, manusia mencari panutan untuk contoh-contoh tentang apa yang baik dan buruk dan untuk menetapkan standar.

Seringkali, lini masa penuh dengan orang-orang yang bepergian, membeli mobil mahal, atau berfoto selfie dengan Ka'bah sebagai latar belakang. Perbandingan dan model-model ini terdistorsi; manusia melihat cuplikan kehidupan seseorang, realitas online mereka yang diidealkan.

Namun, media sosial tidak memperlihat kesalahan mereka atau seperti apa penampilan mereka tanpa filter. Media sosial telah menjadi sumber perbandingan sosial, dilengkapi dengan sistem yang memungkinkan untuk mengetahui apakah teman-teman menyukai, membenci, atau merasa sedih.

“Menggunakan hal ini sebagai perbandingan adalah tidak realistis,” kata Monique.

Kesadaran diri
Analisis yang jujur terhadap diri sendiri memberdayakan kita dengan pemahaman yang baik tentang pikiran, keyakinan, kelemahan, keterampilan, dan cara menggunakan semua ini untuk berinteraksi dengan lingkungan.

Untuk mengupayakan pertumbuhan pribadi, maka harus mampu menganalisis diri secara akurat. Rasa rendah diri secara langsung bertentangan dengan kesadaran yang akurat tentang diri sendiri. Beberapa orang bahkan membandingkan diri mereka dengan persona online mereka sendiri.

“Mereka menciptakan gambaran yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri secara online sehingga ketika saatnya tiba untuk bertemu dengan seseorang, mereka merasa cemas seolah-olah mereka tidak dapat hidup sesuai dengan diri mereka sendiri,” ungkap Monique.

Harga Diri Rendah dan Tidak Bersyukur
Jika seseorang menggabungkan rasa rendah diri dengan rasa tidak bersyukur, mak akan mendapatkan seseorang yang merasa gagal dalam hidup. Mereka tidak mengenali berkat-berkat mereka dan menjadi terlalu fokus pada hal-hal negatif.

“Hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan/atau masalah kesehatan perilaku depresi yang dapat menjadi berbahaya atau bahkan mematikan,” ungkap Monique.

Bersyukur untuk Meningkatkan Harga Diri
Bersyukur adalah manfaat spiritual dan emosional yang dapat meningkatkan suasana hati kita, memungkinkan kita untuk memperhitungkan berkat-berkat kita serta memungkinkan kita untuk melihat kesulitan sebagai pelajaran.

Dalam Al Qur'an dan Hadits, kita ditunjukkan untuk bersyukur atas nikmat-nikmat yang ada. "'Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS Ibrahim: 7)

Alih-alih melihat media sosial sebagai tontonan orang-orang yang berada di atas kita dalam hal kesuksesan dan kemakmuran, kita perlu memperhatikan berkat-berkat kita sendiri. Islam mendorong sifat-sifat seperti rasa syukur, belas kasihan, dan tindakan amal.

“Jika kita secara sadar mendorong diri kita untuk melihat kepada mereka yang memiliki kesulitan yang lebih besar daripada kita, kita akan mempromosikan perspektif bersyukur yang dapat meningkatkan harga diri kita, insya Allah,” tutur Monique.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih pantas untuk membuatmu tidak menganggap kecil nikmat Allah." (Sunan Ibnu Majah).

Ubah Cara Pandang Anda, Ubah Realitas Anda
Anda bisa membayangkan perspektif seperti sebuah kacamata. Kacamata mengoptimalkan kejernihan dan kedalaman penglihatan, namun jika memakai kacamata orang lain, maka akan menimbulkan efek sebaliknya.

“Jika kita secara sadar mencoba mengubah kacamata yang kita pakai hari ini, kita mengubah cara kita melihat dan berinteraksi dengan lingkungan kita, termasuk media sosial. Sambil menelusuri feed kita, kita dapat mengingat bahwa itu adalah dari Allah (swt) ketika seseorang diberi berkah seperti kemampuan untuk bepergian atau pernikahan baru,” ungkap Monique.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-Ra’d: 11)

Alih-alih merasa harus membandingkan diri dengan orang lain, kita bisa berdoa untuk kesuksesan mereka dan mengucapkan alhamdulillah atas nikmat yang kita miliki.

"Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia menginginkan untuk saudaranya (Muslim) apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari)

“Media sosial dapat bermanfaat dan positif, serta menjadi sumber diskusi keislaman. Hal ini jika kita menggunakannya secara moderat, etis, dan dengan perspektif berbasis agama yang positif ketika berinteraksi. Harga diri yang sehat dan rasa syukur adalah bagian dari memiliki kualitas hidup yang baik dan watak yang bahagia,” ujar Monique.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 19 Mei 2024
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan