Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 19 Mei 2024
home edukasi & pesantren detail berita

Julid Netizen Aksi di Media Sosial

tim langit 7 Sabtu, 02 Desember 2023 - 10:00 WIB
Julid Netizen Aksi di Media Sosial
Teguh Imami Magister Sosiologi Universitas Airlangga.Foto/ist
skyscraper (Desktop - langit7.id)
Teguh Imami
Magister Sosiologi Universitas Airlangga

Akhir-akhir ini media sosial kita dihebohkan dengan trendingnya aksi Julid Fi Sabilillah di aplikasi X. Aksi julid ini tercipta sebagai bentuk dukungan netizen kepada Palestina dan dimaksudkan menyerang akun-akun polisi dan tentara Israel (IDF). Julid Fi Sabilillah sendiri merupakan plesetan dari kalimat Jihad Fi Sabilillah yang artinya berperang di jalan agama.

Aksi julid langsung disambut oleh jutaan netizen Indonesia. Bahkan sebuah pernyataan yang diinisiasi oleh Erlangga Greschinov viral, hingga aksi ini tidak hanya diikuti oleh netizen Indonesia, melainkan juga netizen Malaysia. Mereka memviralkannya di berbagai aplikasi seperti X, Instagram, Tiktok, dan Facebook.

Aksi Julid Fi Sabilillah yang diinisasi tersebut, meskipun tidak memiliki dampak secara langsung, namun memiliki dampak secara tidak langsung yaitu beberapa akun yang diserang oleh netizen langsung privat akun akibat terserang mentalnya. Bahkan beredar poster yang muncul terkait peringatan pihak Israel jika tidak berhenti membully dan meneror akan mengambil tindakan tegas.

Baca juga:Julid FiSabilillah, Jihad Narasi Netizen Indonesia yang Bikin Israel Kena Mental

Viralnya aksi ini mungkin sudah biasa terjadi di Indonesia karena sudah menjadi rahasia umum bagaimana militansi netizen Indonesia saat memberikan komentar kepada siapapun yang dianggap tidak sejalan. Mulai dari urusan politik, budaya, sepakbola, dan agama, netizen akan membelanya hingga mereka yang dianggap lawan menyerah.

Netizen dan Media Sosial
Saat ini peran media sosial tidak bisa dianggap remeh. Media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat. Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa terbentuk karena kekuatan media sosial terbukti mampu membentuk opini, sikap dan perilaku publik atau masyarakat. (Ardianto, 2011)

Pernyataan di atas disadari betul oleh masyarakat Indonesia. Meskipun seringkali dalam beberapa kasus kebablasan, nyatanya masyarakat Indonesia menjadikan media sosial menjadi alternatif gerakan untuk membawa semangat perubahan. Bahkan dalam kondisi tertentu, mereka lebih memilih memviralkan kasusnya di media sosial daripada lapor kepada pihak berwajib.

Di sisi lain, solidaritas masyarakat Indonesia yang sudah menjadi budaya sejak dulu, semakin menambah semangat mereka untuk bergotong royong membantu dan berbagi cerita satu sama lain, termasuk berbagi informasi walaupun informasi tersebut tidak diketahui benar atau tidak. Budaya Kolektivisme disinyalir merupakan salah satu faktor yang membentuk pola perilakunetizen Indonesia saat ini, solidaritas antar sesama membuat netizen Indonesia sangat militan dalam berperilaku di media sosial (Rudi, 2017).

Dalam konteks pembelaan terhadap Palestina, netizen, dan media sosial bertemu dalam satu titik yang saling melengkapi. Saat tidak bisa membela secara fisik, namun memiliki semangat militansi, mereka menggunakan alat media sebagai salah satu solusi untuk membuka mata dunia tentang kekejaman di depan mata, menguatkan warga Palestina, dan menyerang polisi dan tentara Israel (IDF).

Baca juga:Wapres Ajak Masyarakat Waspada Hoaks Selama Kampanye Pemilu 2024

Globalisasi dan Perubahan
Sebelum era media sosial, mungkin masyarakat Indonesia tidak bisa mengungkapkan kekeselannya langsung melalui media. Sebab, dahulu mereka hanya mengandalkan siaran TV atau radio untuk menonton atau mendengar berita. Kalaupun berkomentar teritorial juga terbatas. Namun saat ini, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun, netizen bisa berkomentar dan menyuarakan pendapat. Inilah globalisasi.

Anthony Giddens seorang sosiolog asal Inggris mengatakan bahwa globalisasi merupakan keadaan saling ketergantungan antara individu, kelompok masyarakat, dan negara. Hubungan sosial akhirnya menjadi intens antar penduduk di dunia ini. Kemudian terhubunglah satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang menghasilkan dampak timbal balik antara wilayah sehingga berkembang luas sampai aspek-aspek kehidupan antara keduanya.

Globalisasi ini menjadikan masyarakat terhubung satu sama lain dan outputnya perubahan akan bisa terlaksana. Aksi Julid Fi Sabilillah merupakan contoh nyata bagaimana globalisasi membawa perubahan dalam mengkritik aksi kejahatan yang dilakukan
Israel.

Media sosial bisa menjadi salah satu solusi untuk mengawal setiap kejahatan yang ada: Kejahatan seksual, kejahatan perang, kejahatan penguasa. Saat sistem tidak bisa berlaku adil, saat birokrasi bungkam, media sosialah yang menjadi solusi untuk menindaklanjuti kejahatan-kejahatan yang ada. Satu peluru pistol di tangan hanya menghasilkan satu korban, namun satu gawai di tangan bisa menghasilkan banyak korban.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 19 Mei 2024
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan