Ternyata hartaku yang dengan susah payah kukumpulkan sama sekali tidak berguna bagiku.
Ayat ini menerangkan tentang jalan pikiran orang kafir sewaktu hidup di dunia. Menurut mereka, yang menentukan keadaan dan derajat seseorang ialah pangkat, kekuasaan, dan harta. Dengan harta, mereka akan dapat memperoleh segala yang diinginkan, dan dengan pangkat dan kekuasaan, mereka dapat memuaskan hawa nafsu. Setelah berada di akhirat, jelaslah bagi mereka kekeliruan jalan pikiran semacam itu, sehingga terucap juga di mulut mereka perasaan hati waktu itu dengan mengatakan, Harta yang aku miliki waktu berada di dunia dahulu tidak dapat menolong dan menghindarkanku dari siksa Allah. Demikian pula kekuasaan yang telah aku miliki di dunia telah lenyap pada saat ini, sehingga aku tidak mempunyai seorang penolong pun.
Anggapan orang kafir waktu di dunia bahwa yang menentukan segala sesuatu itu adalah harta dan kekuasaan diterangkan dalam firman Allah:
Dan dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengan dia, Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat. (al-Kahf/18: 34)
Dan mereka berkata, Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab. (Saba/34: 35)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Haqqah
Surat ini terdiri atas 52 ayat,termasuk golongan surat-surat Makkiyah,diturunkan sesudah surat Al Mulk. Nama Al Haaqqah diambil dari kata Al Haaqqah yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya hari kiamat
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.