home global news

Mendigitalkan Kehidupan Kerja dari Ujung ke Ujung

Rabu, 18 Agustus 2021 - 04:00 WIB
Muhamad Ali, Pemerhati Human Capital Management. Foto: LANGIT7.ID
Dulu kita mengklasifikasikan jenis generasi manusia berdasarkan perangkat teknologi yang digunakannya. Ada yang disebut manusia generasi analog, lalu ada yang disebut generasi digital. Dalam dua rentang tersebut, ada yang dinamakan generasi transisi. Mereka lahir pada zaman masih analog, lalu mendewasa dan menjadi tua pada zaman yang sudah serba digital seperti hari ini.

Oleh: Muhamad Ali

Hari ini, dikotomi tentang generasi analog-digital tersebut sudah makin tidak terdengar atau dilupakan orang. Selain sudah tidak relevan membuat distingsi yang tajam seperti itu, dominasi generasi digital yang semakin besar membuat yang analog juga semakin ditinggalkan atau kurang terdengar.

Sementara itu, serbuan perangkat digital terjadi tidak melulu hanya di dalam ruang publik dan perkantoran, tetapi sudah jauh merangsek ke ruang-ruang privat –kamar-kamar pribadi atau rumah-rumah tinggal. Manusia hidup dengan serbadigital, nyaris 24 jam sehari. Dalam kondisi dan situasi seperti itu, bagaimana mungkin analog dapat bertahan?

Salah satu sistem analog yang masih tersisa dalam kehidupan di ruang publik adalah frekuensi penyiaran televisi. Namun hanya tinggal tunggu waktu, frekuensi itu akan beralih menuju digital, dengan segala konsekuensi dan manfaat yang dapat diperoleh.

Baca Juga: Meneropong Kesehatan Mental dalam Organisasi

Perangkat-perangkat manual-mekanikal, hari ini sudah berkombinasi dengan pernak-pernik digital, mulai dari sistem transportasi, perdagangan dan bisnis, hiburan, dan masih banyak lagi. Kita tidak pernah bisa membayangkan bursa saham di Hongkong yang dibuka pada tahun 1980-an dan menjadi episentrum keuangan Asia, kini sudah tidak lagi mengenal transaksi analog sehingga lantai bursa itu harus ditutup selamanya. Cerita-cerita tentang konversi dan migrasi dari instrumen analog ke digital seperti bursa Hongkong ini dapat menjadi sebuah kumpulan cerita yang berisi jutaan menu.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Topik Terkait :
digital muhamad ali analog virtual human capital management
Berita Terkait
Berita Lainnya
berita lainnya