home lifestyle muslim

Turunkan Risiko Aritmia dengan Berjalan Kaki dengan Kecepatan Rata-rata

Ahad, 04 Mei 2025 - 18:05 WIB
Foto: Freepik.com
LANGIT7.ID-Jakarta; Frekuensi, durasi, dan kecepatan berjalan mengurangi risiko timbulnya kelainan irama jantung yang disebut aritmia, yang dapat menyebabkan stroke dan kejadian jantung buruk lainnya.

Ditulis laman Health, berjalan dengan kecepatan yang oleh para peneliti dianggap sebagai kecepatan "rata-rata" yaitu tiga hingga empat mil per jam (4 kilometer per jam), menurunkan risiko aritmia hingga lebih dari sepertiga, demikian laporan para peneliti. Mereka yang berjalan dengan kecepatan cepat lebih dari empat mil per jam memiliki risiko yang lebih rendah.

"Pesan yang dapat kami bawa pulang, adalah bahwa orang-orang harus mencoba dan menemukan sedikit waktu dalam sehari untuk berjalan dengan tujuan tertentu," ujar penulis senior studi Jill Pell, PhD , seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Glasgow.

Para peneliti mengamati data dari 420.925 peserta yang melaporkan kecepatan berjalan mereka melalui kuesioner di UK Biobank, sebuah basis data biomedis berskala besar. Hampir 82.000 juga memberikan data dari pelacak aktivitas yang memungkinkan peneliti memverifikasi kecepatan mereka.

Selama periode pelacakan selama 13 tahun, 36.574, atau 9 persen dari peserta dengan data yang dilaporkan sendiri didiagnosis dengan kelainan irama jantung. Sebanyak 23.526 menerima diagnosis fibrilasi atrium, sementara sekitar 19.000 mengembangkan aritmia lain, seperti aritmia ventrikel, yang berasal dari ruang bawah jantung.

Beberapa pola muncul pada pejalan kaki yang lebih cepat. Mereka cenderung laki-laki, tinggal di lingkungan yang tidak terlalu miskin, dan memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Rata-rata, pejalan kaki yang lebih cepat memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil, berat badan lebih ringan, dan memiliki kekuatan genggaman yang lebih baik serta kadar faktor risiko metabolik yang lebih rendah, seperti lemak dan glukosa puasa, yang diukur dalam darah.

Beberapa pola muncul pada pejalan kaki yang lebih cepat. Mereka cenderung laki-laki, tinggal di lingkungan yang tidak terlalu miskin, dan memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Rata-rata, pejalan kaki yang lebih cepat memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil, berat badan lebih ringan, dan memiliki kekuatan genggaman yang lebih baik serta kadar faktor risiko metabolik yang lebih rendah, seperti lemak dan glukosa puasa, yang diukur dalam darah.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya