Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Bahasa Burung
Miftah yusufpati
            Senin, 21 Juli 2025 - 05:00 WIB
            Cerita ini mendorong kita untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang diberikan Tuhan melalui sekeliling kita. Ilustrasi: Ist
            LANGIT7.ID-Pada suatu musim panas, Nasrudin Hoja kembali mengembara, dan langkahnya membawanya ke ibukota sebuah negeri besar. Ia hanya sempat beristirahat sehari di penginapan sederhana, namun desas-desus tentang dirinya sudah beredar ke seluruh kota.
“Orang itu,” bisik para pedagang di pasar, “menguasai bahasa burung-burung!”
“Benarkah?” tanya para pejabat istana yang tak kalah kepo.
Berita itu akhirnya sampai ke telinga raja. Sang raja, yang selalu ingin memamerkan kebijaksanaannya (dan diam-diam ingin tahu siapa yang berani menyebar gosip tentang dirinya), memerintahkan prajurit untuk membawa Nasrudin ke istana.
“Nasrudin,” kata raja dengan senyum penuh rasa ingin tahu, “aku dengar engkau pandai berbicara dengan burung. Benarkah?”
“Ah, kabar itu agak berlebihan,” jawab Nasrudin sambil membungkuk. “Aku hanya kadang-kadang bisa mengerti bila mereka berbicara jujur.”
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Hujan dan Baju Satu-satunya
            
            “Orang itu,” bisik para pedagang di pasar, “menguasai bahasa burung-burung!”
“Benarkah?” tanya para pejabat istana yang tak kalah kepo.
Berita itu akhirnya sampai ke telinga raja. Sang raja, yang selalu ingin memamerkan kebijaksanaannya (dan diam-diam ingin tahu siapa yang berani menyebar gosip tentang dirinya), memerintahkan prajurit untuk membawa Nasrudin ke istana.
“Nasrudin,” kata raja dengan senyum penuh rasa ingin tahu, “aku dengar engkau pandai berbicara dengan burung. Benarkah?”
“Ah, kabar itu agak berlebihan,” jawab Nasrudin sambil membungkuk. “Aku hanya kadang-kadang bisa mengerti bila mereka berbicara jujur.”
Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Hujan dan Baju Satu-satunya