Memprediksi Pandemi Covid-19 Berakhir dengan Pendekatan Fisika
Mahmuda attar hussein
Ahad, 09 Januari 2022 - 16:00 WIB
Ilustrasi pendekatan fisika mengukur Covid-19 kapan berakhir. Foto: Langit7
Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Kapan berakhir, belum satu pun pihak yang bisa memastikan. Namun, bencana yang melanda dunia ini bisa diprediksi akan hilang dengan pendekatan fisika.Bagaimana caranya?
Profesor Husin Alatas, pakar fisika IPB University memberikan penjelasan tentang prediksi pandemi COVID-19 menggunakan ilmu fisika. Ia menyampaikan bahwa pada intinya, fenomena alam yang teramati saat ini merupakan akumulasi dari interaksi yang terjadi di antara berbagai komponen alam yang terkait.
Baca juga: Diklaim Efektif Cegah Penularan Covid-19, Nose Sanitizer Segera Dirilis
Ia mencontohkan, pandemi COVID-19 merupakan salah satu fenomena dengan karakteristik yang juga mengikuti kaidah interaksi dalam fisika, sehingga dapat dimodelkan dan diprediksi.
"Model yang bisa dikembangkan salah satunya adalah berdasarkan model Ising untuk melihat pola penyebaran COVID-19 secara lokal. Model ini biasa digunakan dalam kajian zat padat. Selain itu juga digunakan model diskrit sigmoid untuk melakukan prediksi jangka panjang yang bersifat global, disamping model SIR yang banyak digunakan orang," terangnya, dalam keterangan tertulis, yang dikutif, Minggu (9/1)..
Professor of Theoretical Physics ini menambahkan, hal ini erat kaitannya dengan ilmu fisika yang bersandarkan pada dua perangkat. Perangkat tersebut berupa perangkat analisis berupa matematika dan perangkat pengukuran menggunakan berbagai instrumen.
Prof Husin melanjutkan, berdasarkan kedua perangkat tersebut, fisika menjadi salah satu disiplin sains yang memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi terhadap sebuah fenomena. Di samping kemampuan untuk mendeskripsikannya berdasarkan hukum-hukum alam fundamental yang telah diketahui.
Profesor Husin Alatas, pakar fisika IPB University memberikan penjelasan tentang prediksi pandemi COVID-19 menggunakan ilmu fisika. Ia menyampaikan bahwa pada intinya, fenomena alam yang teramati saat ini merupakan akumulasi dari interaksi yang terjadi di antara berbagai komponen alam yang terkait.
Baca juga: Diklaim Efektif Cegah Penularan Covid-19, Nose Sanitizer Segera Dirilis
Ia mencontohkan, pandemi COVID-19 merupakan salah satu fenomena dengan karakteristik yang juga mengikuti kaidah interaksi dalam fisika, sehingga dapat dimodelkan dan diprediksi.
"Model yang bisa dikembangkan salah satunya adalah berdasarkan model Ising untuk melihat pola penyebaran COVID-19 secara lokal. Model ini biasa digunakan dalam kajian zat padat. Selain itu juga digunakan model diskrit sigmoid untuk melakukan prediksi jangka panjang yang bersifat global, disamping model SIR yang banyak digunakan orang," terangnya, dalam keterangan tertulis, yang dikutif, Minggu (9/1)..
Professor of Theoretical Physics ini menambahkan, hal ini erat kaitannya dengan ilmu fisika yang bersandarkan pada dua perangkat. Perangkat tersebut berupa perangkat analisis berupa matematika dan perangkat pengukuran menggunakan berbagai instrumen.
Prof Husin melanjutkan, berdasarkan kedua perangkat tersebut, fisika menjadi salah satu disiplin sains yang memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi terhadap sebuah fenomena. Di samping kemampuan untuk mendeskripsikannya berdasarkan hukum-hukum alam fundamental yang telah diketahui.