LANGIT7.ID, Jakarta -  Madison Square Garden, Manhattan, memiliki satu ruang khusus untuk Enes Kanter, pebasket muslim yang bermain untuk New York Knicks. Sejak bergabung dengan Knicks pada September 2021, ia juga mendapatkan makanan halal selama latihan dan bertanding.
“Saya harus shalat lima waktu, sehingga Knicks memberi saya ruang khusus di fasilitas latihan dan di Madison Square Garden. Kami harus makan makanan halal, jadi mereka memesankan saya makanan khusus," kata Kanter, dikutip 
The Undefeated, Rabu (19/1/2022).
Kante mengaku sangat kagum dengan perlakuan tersebut. Ada toleransi beragama yang sangat tinggi.
"Ini sangat berarti. Ini bukan negara Islam. Tetapi ketika Anda melihat sebuah tim melakukan hal yang terhormat seperti itu, itu menunjukkan kepada saya betapa terhormatnya orang-orang di Amerika," katanya.
Setidaknya ada 12 pebasket muslim yang kini berlaga di NBA. Mereka adalah Kanter, 
forward Denver Nuggets Kenneth Faried, 
center Minnesota Timberwolves Gorgui Dieng, 
guard Miami Heat Dion Waiters, 
forward Portland Trail Blazers Al-Farouq Aminu, dan 
center Jusuf Nurkic.
Ada Pula 
center New Orleans Pelicans Omer Asik, 
forward Atlanta Hawks Ersan Ilyasova dan 
guard Dennis Schroder, 
center Dallas Mavericks Salah Mejri, 
forward Milwaukee Bucks Mirza Teletovic, dan 
forward Brooklyn Nets Rondae-Hollis Jefferson.
Pebasket muslim paling terkenal di NBA adalah Hall of Famers Kareem Abdul-Jabbar, Hakeem Olajuwon, serta Mahmoud Abdul-Rauf. Mereka diskors oleh NBA pada tahun 1996 karena menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan Denver Nuggets.
Menurut Abdul Rauf, tantangan terberat saat berseragam NBA adalah kewajiban shalat lima waktu dan puasa Ramadhan. Dalam hal shalat, ia kerap kesulitan karena sering bepergian, sehingga harus menjamak qashar.
Namun, Rauf selalu berusaha shalat tepat waktu meski dalam sesi latihan maupun dalam pertandingan. Puasa pun tentu sangat berat. Rauf harus mengeluarkan kemampuan ekstra dalam keadaan berpuasa.
"Ramadhan hanya mengeluarkan Anda secara alami, tetapi pada saat yang sama tubuh Anda beradaptasi setelah waktu tertentu," kata Rauf.
Dieng juga punya kebiasaan saat hendak bermain, yakni menyempatkan shalat sunnah. Saat waktu shalat tiba kala pertandingan berlangsung, ia menunggu hingga selesai. Itu sah secara fikih. Ia menunaikan shalat setelah pertandingan rampung.
"Saya melakukan apa yang saya yakini, dan saya menghormati semua agama. Ketika saatnya bagi saya untuk shalat di ruang ganti atau apa pun, saya harus melakukan apa yang harus saya lakukan. Inilah agama saya," kata Dieng.
Sementara Faried memiliki penyakit yang tak memungkinkan ia berpuasa. Ia tak ingin memberitahu penyakit tersebut. Namun, ia selalu menebus puasa sebagaimana ajaran Islam. Meski begitu, ia memanfaatkan Ramadhan dengan memperbanyak bersedekah dan umrah.
Kanter mengaku kesulitan untuk shalat lima waktu jika ada jadwal pertandingan. Meski begitu, ia tak menganggap itu masalah. Ia selalu berupaya menunaikan kewajiban seorang muslim itu. Saat Ramadhan pun demikian.
"Saya berpuasa saat saya bermain, tetapi saya hanya memastikan bahwa saya menjalani gaya hidup sehat pada saat yang sama," kata Kanter.
Sementara, Olajuwon memiliki pandangan mendalam tentang Islam. Ia menyebut Islam selalu memberikan kemudahan bagi penganutnya, termasuk dalam ibadah puasa dan shalat lima waktu.
"Keindahan Islam adalah memungkinkan anda untuk memenuhi tantangan tersebut dengan memberikan solusi untuk situasi seperti ini. Maksud saya, Islam itu sangat praktis, dan tidak dimaksudkan untuk mempersulit orang," katanya.
Dia mencontohkan keringanan yang diberikan kepada seorang musafir. Ia bisa menyingkat dan menggabungkan dua waktu shalat: Dzuhur dan Ashar, begitu juga Magrib dan Isya. Islam pun telah memberi keringan bagi para musafir terkait ibadah puasa.
"Puasa adalah pola pikir spiritual yang memberi stamina yang dibutuhkan untuk bermain. Berkat rahmat Allah, saya selalu merasa lebih kuat dan lebih berenergi selama Ramadhan," ucapnya.
Bagi Shakur, tantangan terbesar adalah meng-qadha shalat saat musafir, terutama saat bermain di Eropa yang memiliki banyak jadwal latihan tiap hari. Sementara di NBA, Ramadhan jatuh pada bulan-bulan musim panas.
"Itu sulit karena Anda ingin berlatih di level tinggi, tetapi Anda tidak memiliki energi sebanyak itu karena panas di musim panas," katanya.
Para pebasket muslim ini mengaku pernah menghadapi kebencian atau diskriminasi dari rekan satu tim, pelatih, pemain, atau eksekutif. Namun semua itu tidak ditampilkan secara terbuka.
"Keindahan tentang Islam adalah bahwa ia menempatkan ketakutan dan rasa hormat tertentu di hati orang-orang," kata Abdul Wahab. Bagi dia, menjalankan ajaran Islam bukan penghalang untuk berprestasi.
"Jika Anda mempraktikkan agama dengan cara terbaik yang Anda bisa dengan pemahaman yang benar, perbuatan Anda akan bergema dengan cara yang memicu rasa hormat. Jadi, tidak, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya tidak pernah diremehkan," ucapnya.
Faried juga demikian. Ia tak pernah mempermasalahkan jika mendapat cacian karena keyakinannya. Ia meyakini, setiap ujaran kebencian yang dilontarkan oleh segelintir orang, pasti ada sekelompok orang yang memberi dukungan.
"Anda mendapatkan kebencian Anda. Tetapi Anda juga membuat orang-orang baik Anda berkomentar kembali, mengatakan hal-hal positif," katanya.
Menjadi pebasket muslim di negara minoritas muslim memang sulit. Namun, Islam selalu datang dengan segudang hikmah penyejuk hati. Seperti pengakuan Abdul Rauf. Ia selalu termotivasi saat membaca Surah Al-Ikhlas. Ia juga menyukai kisah-kisah dalam Al-Qur'an.
"Saya suka kisah Musa, ketika dia sedang dalam perjalanan. Dia harus melalui beberapa cobaan," kata Abdul Rauf.
Abdul Wahab pun sama. Ia mengaku sangat kagum dengan Surah Ar-Rahman. Tiap kali mendapat kesulitan, ia selalu intropeksi diri dengan merenungi nikmat-nikmat Allah Ta'ala.
"Ayat Al-Qur'an favorit saya ada di Surah Ar-Rahman, ketika Tuhan berulang kali bertanya kepada umat manusia, " Maka, nikmat Tuhanmu yang mana yang akan kamu dustakan?' Kualitas puitis dari ayat dalam bahasa Arab asli sangat indah. Itu selalu mengingatkan saya pada banyak berkat yang kita semua dapatkan setiap hari. Ini membantu menempatkan hal-hal dalam perspektif," katanya.
Dieng bahkan menghafal beberapa surah dalam Al-Qur'an yang ia jadikan sebagai zikir. Begitupun Faried, yang selalu menjadikan Qur'an sebagai penguat. Ia yakin, tiap ayat dalam Al-Qur'an selalu menghapus dosa-dosa.
"Segala puji bagi Allah baginya untuk memberi saya kekuatan," kata Faried. Demikian pula dengan Kanter dan Olajuwon yang memiliki semangat sama. Bagi Olajuwon, semua surah dalam Al-Qur'an adalah favorit.
"Ada begitu banyak ajaran indah dalam Quran, tetapi jika saya harus memilih satu saja, saya akan mengatakan itu dari Surah 8, Ayat 29: 'Hai orang-orang yang beriman, jika kamu taat dan takut kepada Allah, dia akan memberimu Furqan [pembeda antara yang benar dan yang salah] dan akan menebus bagimu dosa-dosamu dan mengampunimu dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar.'" kata Olajuwon.
(jqf)