LANGIT7.ID - , Jakarta - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax direncanakan naik akibat melonjaknya harga minyak mentah dunia yang saat ini mencapai 100 dolar Amerika Serikat per barel.
Merespons hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan belum ada kepastian kenaikan harga BBM Pertamax meski melonjaknya harga minyak dunia.
"Kita lihat dampaknya kepada masyarakat, berat atau tidak? Tapi nanti kita lihat semester II (untuk kenaikan harga)" ujar Arifin dalam Konferensi Biodisel ke-3, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Harga BBM Pertamax Bakal Naik, Segini PerkiraannyaArifin mengatakan pihaknya akan intens memantau imbas geopolitik perang Rusia dan Ukraina terhadap perdagangan minyak dunia dan BBM non subsidi.
"Kita lihat perkembangannya dengan isu geopolitik dan harus mempertimbangkan serta antisipasi. Apakah ini (geopolitik) akan berkepanjangan atau enggak. Apakah akan berdampak terhadap perdagangan minyak," katanya.
Lebih lanjut, Arifin menuturkan, Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) untuk bisa menjamin ketersediaan pasokan minyak di tengah ketegangan geopolitik perang Rusia dan Ukraina.
"Tapi mengenai harga, mereka (OPEC) belum bisa memberikan kepastian," ucapnya.
Menurut Arifin, jika perang terus berkepanjangan maka dampaknya serius terhadap ekonomi global termasuk harga jual BBM di Indonesia.
Baca juga: BBM Resmi Naik di Sejumlah Wilayah, Ini Harga Terbaru Maret 2022“Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan dan mencermati situasi yang ada. Selain itu pemerintah telah menyiapkan tanggungan untuk subsidi dan kompensasi baik untuk Pertamina maupun PLN atas beban selisih harga yang ditahan,” tuturnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM menetapkan harga keekonomian RON 92 (Pertamax) per Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter. Namun, sejumlah SPBU, seperti Shell dan BP, menjual Pertamax di kisaran harga Rp11.900-Rp 12.990 per liter. Sementara, Pertamina masih menjual BBM Pertamax dengan gap cukup jauh, yakni Rp9.000 per liter.
(est)