LANGIT7.ID, Jakarta - Dua Bintang muda timnas Indonesia Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman kembali tidak terlihat di FK Senica dalam pertandingan babak playoff zona degradasi kontra Michalovce, sebagai pemain utama maupun pemain cadangan, yang digelar pada Sabtu (23/4/2022).
Laga tersebut berakhir dengan kekalahan FK Senica 1-0.
Media Slovakia melaporkan bahwa Egy dan Witan sudah tidak lagi bersama dengan FK Senica dan dikabarkan sudah meninggalkan tim.
Hal ini diduga karena persoalan keuangan yang membelit klub tersebut sehingga tidak mampu membayar gaji pemain.
Baca juga: Tunggakan Gaji Pemain FK Senica Sudah Dilaporkan FIFA, Apa Hasilnya ?“Egy dan Witan tidak lagi berada di Slovakia. Menurut informasi kami, mereka terbang pulang dan beberapa penggemar menyusul Egy di Doha, Qatar,” demikian keterangan media tersebut dikutip Ahad (24/4/2022).
Menurut beberapa informasi, sekelompok pemain menunggu hingga Jumat (22/4/2022) untuk memenuhi janji mereka untuk membayar jumlah tertentu, tetapi penantian mereka berakhir dan memutuskan untuk tidak lagi menunggu.
Tidak adanya kejelasan gaji membuat pertandingan melawan Michalovce kembali dimainkan lagi oleh para pemain muda di sana.
FK Senica telah mendapatkan banyak penggemar dari Indonesia musim ini dengan transfer Egy Maulana Vikri. Namun, dengan kasus yang membelit klub, bukan tidak mustahil para penggemar di media sosial mulai meninggalkan FK Senica.
Egy datang ke Senica musim panas lalu dan telah mencetak dua gol. Dia membuktikan kualitasnya dengan permainannya terutama di awal musim.
Tapi seiring waktu dia menghilang dari permainan, tetapi mungkin karena ini situasi buruk di klub.
Senica juga mendatangkan Witan Sulaeman, rekan Egy di tim nasional Indonesia.
Baca juga: Meski Tak Digaji, Egy dan Witan Tetap Bermain untuk FK SenicaKedatangan dua pemain tersebut tak lepas dari peran direktur David Balda, yang sudah tidak lagi bersama FK Senica.
Terpisah, pemerhati sepak bola Indoensia, Akmal Marhali menilai boleh-boleh saja bagi Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman meninggalkan klub yang sedang bermasalah dengan keuangan, tapi bukan hal yang mudah jika kompetisi sedang berjalan.
“Sepenuhnya menjadi hak pemain dan agennya sebagai pemain profesional,” kata Akmal.
(sof)