LANGIT7.ID, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan Switch Over (SO) dengan mengubah pola transit KRL. Tujuannya untuk mengoptimalkan layanan transportasi tersebut.
Namun kondisi ini malah menyebabkan kepadatan di Stasiun Manggrai. Selain itu, tak sedikit pula
penumpang yang belum paham mengenai SO yang diterapkan pihak KAI.
Hal tersebut diakui oleh salah satu penumpang KRL, Farin (21). Dirinya mengeluh lelah akibat berdesakan saat harus transit di
Stasiun Manggarai.
"Bikin capek dan bingung. Biasanya saya dari Bogor bisa langsung ke arah Sudirman, tempat kerja di daerah sana. Sekarang harus transit semua orang numpuk di Stasiun Manggarai, jadi padat berdesakan. Banyak juga yang masih bingung jadi enggak optimal," ujar Farin, ditemui Langit7.id di Stasiun Manggarai, Selasa (31/5/2022).
Baca Juga: Urai Kepadatan Penumpang, KAI Commuter Siapkan KRL Feeder di Stasiun ManggaraiKendati demikian, Farin mengatakan kondisi kepadatan Stasiun Manggarai tak separah pada Senin (30/5/2022). "Tapi hari ini tidak separah kemarin. Kepadatan lumayan berkurang, petugas juga lebih banyak yang mengarahkan," ucapnya.
Penumpang lainnnya, Gigih (27) mengeluhkan hal serupa. Menurutnya, tak masalah jika harus transit di Stasiun Manggarai jika dari satu peron ke peron lain dalam satu lantai.
"Kita harus turun dari atas ke bawah, baliknya juga dari bawah ke atas. Kalau kondisinya lancar saya nggak masalah, sekarang kondisinya penuh berdesakan. Ini buat saya stres dan melelahkan," kata Wilda.
Diketahui, KAI mengklaim perubahan pola operasi tersebut bertujuan meningkatkan keselamatan para pengguna KRL dalam rangka peningkatan pelayanan KAI. Sebelum adanya SO, pengguna KRL harus menyeberang rel ketika melakukan transit di Stasiun Manggarai. Pihak KAI mengklaim hal tersebut membahayakan penumpang.
Namun saat ini, pengguna KRL cukup naik dan turun menuju peron tujuan dengan menggunakan lift, eskalator, dan tangga manual. Adanya gedung baru juga membuat pengguna KRL lebih nyaman saat berpindah jalur serta menunggu kedatangan KRL di peron yang lebih luas.
Upaya KAIDirektur Utama KAI, Didiek Hartantyo menuturkan, saat ini situasi Stasiun Manggarai dan arus pengguna KRL diklaim sudah mulai terkendali. “Kami telah menambah petugas dan menyiapkan papan petunjuk arah untuk mengarahkan, mengatur antrean, serta membantu menjelaskan kepada pengguna KRL yang masih kebingungan,” kata Didiek, dalam keterangan resmi diterima Langit7.id.
Menurutnya, kepadatan para pengguna KRL segera terurai setelah berbagai antisipasi yang dilakukan oleh KAI, seperti pengoperasian KRL Feeder relasi Manggarai - Angke/Kampung Bandan pp di jalur 7 pada jam-jam sibuk dan KRL tujuan Bekasi/Cikarang dari Tanah Abang di jalur 9, penambahan petugas untuk mendampingi dan mengarahkan pengguna KRL, perbaikan pola operasi dan stabling KRL, serta pengoptimalan rangkaian KRL.
Oleh sebab itu, KAI mengimbau seluruh pengguna KRL untuk dapat beradaptasi dengan pola operasi baru ini, misalnya dengan berangkat lebih awal. Pengguna KRL juga dapat menggunakan rute KRL alternatif untuk menuju stasiun tujuan, misalnya menuju Kampung Bandan terlebih dahulu lalu ke Jakarta Kota.
Selain itu, pengguna KRL juga dapat memanfaatkan layanan transportasi terintegrasi pada beberapa stasiun yang sudah terkoneksi dengan Bus Transjakarta seperti Stasiun Tebet, Klender, Duren Kalibata, dan lainnya.
“Kami telah melakukan persiapan semaksimal mungkin dalam rangka pengaturan pengguna KRL di stasiun dan kereta. Evaluasi juga dilakukan secara rutin serta menerapkan langkah-langkah antisipatif agar pelayanan KRL dapat berjalan semakin lancar dan tertib,” ujar Didiek.
(bal)