LANGIT7.ID, Jakarta -  Pendukung klub sepak bola Persib Bandung menjadi tantangan terberat bagi Maung Bandung. Harapan para fans yang tinggi membuat manajemen harus pandai-pandai dalam mengelola manajemen krisis komunikasi. 
Head Communication Persib, Adhi Pratama mengatakan, 
Persib selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, dari mulai bobotoh, sponsor, dan lainnya. Namun, yang menjadi tantangan adalah dengan bobotoh. 
“Tuntutan besar dari Bobotoh memang menjadi satu tantangan dalam pola komunikasinya. Harus ada pesan yang sama maknanya, walaupun manajemen berbicara perusahaan, dan pelatih bicara teknis, dan bobotoh dengan tuntutannya,” kata Adhi pada acara Persib Goes to Campus di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu (21/9/2022).
 Baca juga: Aremania Sambut Bobotoh dengan Hangat, Netizen: Full SenyumSaat menghadapi satu kasus, Adhi mengatakan, salah satu hal yang dilakukan Persib adalah melakukan analisis isu yang muncul, sehingga tepat dalam mengeluarkan pesan kepada publik. 
“Saat tim kalah menang bukan situasi yang mudah dalam menyampaikan pesan. Tapi, kami menghadapi kasus itu dengan tidak reaktif dan membaca situasi terlebih dahulu,” ucapnya. 
Kapten Pangeran Biru, Achmad Jufriyanto juga berbagi cerita saat menghadapi situasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lapangan. Jupe mengaku punya cara dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapi. Satu di antaranya adalah mencoba membiarkan isu tersebut, seperti saat penampilan tim sedang tidak maksimal. 
“Saya juga suka bilang kepada pemain lain, biarkan saja. Tidak reaktif. Karena tidak ada yang paling ingin menang selain pemain. Begitu juga paling kecewa. Karena kami tidak hanya soal menang, ada keluarga, masa depan dan variabel lain yang lebih luas,” jelasnya. 
Sikap Jupe dan Adhi dinilai tepat oleh Prof Karim. Menurutnya, ada sebuah teori komunikasi, jika suatu isu lebih baik dibiarkan untuk diganti dengan kegiatan baru.
 Baca juga: Hasil Liga1: Persib Bandung Menang Lawan Arema FC 2-1“Biarkan debu mengkristal sendiri. Biarkan isu tersapu kejadian baru. Karena kalau menurut saya, persoalan semua selesai oleh hasil positif tim,” ucapnya. 
Selain itu, katanya, komentar miring yang muncul di sosial media adalah reaksi sesaat. Hal itu yang dihindari ketika sedang menyaksikan pertandingan. 
“Saya mencoba jauh dari handphone, karena reaksi sesaat itu bisa mencelakakan pemain atau tim. Saya menilai ada baiknya tidak menghiraukan komen negatif bagi pemain,” ucapnya.
(sof)