Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 16 Februari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Rektor Unida Gontor: Rusaknya Ilmu karena Terpisah dari Iman

ahmad jilul qurani farid Rabu, 07 Juli 2021 - 09:12 WIB
Rektor Unida Gontor: Rusaknya Ilmu karena Terpisah dari Iman
Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof Dr KH Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil (Sumber: Unida Gontor)
LANGIT7.ID, Ponorogo - Pendidikan Islam menengah dan tinggi seharusnya bisa menanamkan tiga pilar worldview Islam. Ketiganya adalah integrasi antara ilmu, iman, dan amal. Pemisahan tiga pilar ini menyebabkan moralitas dalam konteks berpikir akademis rendah. Bahkan cenderung rusak.

Rusak karena ilmu dipisahkan dari akhlaq, berpikir dipisahkan dari berzikir. Akibatnya, seorang ilmuwan muslim bisa berpikiran sesat dengan alasan ‘sekedar wacana’. Lagi-lagi ini karena kerusakan ilmu yang terpisah dari iman dan akhlaq.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof Dr KH Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil, dalam sesi wawancara khusus dengan Redaktur LANGIT7.ID Ahmad Jilul Qur’ani Farid, Selasa, 6 Juli 2021. Profesor yang akrab disapa Ustadz Hamid ini juga dikenal sebagai pendiri Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) dan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Ustadz Hamid tumbuh dan besar di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor. Meski anak kiai, tak jadi penghalang bagi Ustadz Hamid untuk menimba ilmu di Inggris. Di sana, penulis buku fenomenal “Misykat” ini mengambil pendidikan S2 (M.Phil) dalam studi Islam di University of Birmingham United Kingdom (UK) ini pada 1998.

Untuk diketahui, Pondok Modern Darussalam Gontor tidak hanya memiliki pesantren untuk jenjang pendidikan menengah, tapi juga pendidikan tinggi. Visi pendidikan tinggi Gontor telah lama dicanangkan oleh Trimurti, 3 orang Kiai pendiri Gontor sejak masa berdirinya. KH Ahmad Sahal, KH Imam Zarkasyi dan KH Zainuddin Fanani dalam imajinasinya membayangkan kelak Gontor memiliki Universitas yang merupakan sintesis antara Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Aligarh Muslim University dengan iklim keilmuan ala Syanggit Mauritania dan Santiniketan di India.

Cita-cita mewujudkan Perguruan Tinggi Islam telah diikhtiarkan sejak tahun 1942 dan bertransformasi dari waktu ke waktu. Mulai dari berbentuk underbow dan bovenbow, lalu menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD) pada 1963, kemudian menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID) pada tahun 1994 dan akhirnya menjadi Universitas Darussalam Gontor pada tahun 2014.

Rektor Unida Gontor: Rusaknya Ilmu karena Terpisah dari Iman

Hari ini, Universitas Darussalam Gontor telah berdiri kokoh dengan 7 Fakultas dan 17 Program Studi serta akreditasi Baik Sekali. Dipimpin oleh salah satu Intelektual Muslim paling berpengaruh di Indonesia yakni Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil, UNIDA Gontor memberikan substansi dan warna baru untuk pendidikan tinggi di Indonesia.

Berikut petikan wawancara Ustadz Hamid dengan LANGIT7.ID:

LANGIT7.ID : Menurut Ustadz, apa persoalan keummatan yang jadi PR besar kita hari ini?

Hamid Fahmy Zarkasyi: Persoalan kita yang nampak di depan mata sangat kompleks. Di antaranya, kualitas pendidikan kita yang rendah dibandingkan pendidikan di negara barat. Bahkan lembaga pendidikan Islam di Indonesia dari menengah hingga ke perguruan tinggi belum bisa bersaing dengan lembaga pendidikan negeri, atau swasta yang maju.

Lalu politik Islam dan politisi muslim tidak mencerminkan persatuan keummatan dan kekuatannya dalam membawa aspirasi ummat Islam dalam mengelola negara.

Kemudian, ekonomi ummat Islam jelas-jelas dihegemoni kelompok tertentu. Budaya Islam juga mulai tergerus oleh budaya barat, sekuler, hedonis, yang tidak mendidik. Tapi akar dari semua itu, seperti ditegaskan oleh Prof Naquib al-Attas, adalah problem ilmu pengetahuan yang disalahpahami sehingga salah dalam pengamalannya.


LANGIT7.ID:
Lebih spesifik di sektor pendidikan, terlebih pendidikan tinggi apa persoalannya?

Hamid Fahmy Zarkasyi: Pendidikan Islam baik menengah maupun tinggi belum bisa menanamkan tiga pilar worldview Islam. Ketiganya adalah ilmu, iman dan amal Islam secara holistik. Dalam bahasa yang sederhana adalah syariah, aqidah, dan akhlaq. Ada yang mengutamakan syariah, tapi melupakan aqidah; ada yang mengutamakan aqidah tapi justru tidak menghasilkan akhlaq yang baik. Ada yang mementingkan akhlaq atau moralitas, tapi minus syariah.

Untuk pendidikan tinggi masalahnya lebih kompleks lagi yaitu belum mengamalkan tiga pilar itu dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Kualitas pendidikan-pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat antara perguruan tinggi Islam masih rendah dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri.

Demikian juga, konsep pembentukan aqidah dan akhlaq secara akademik belum nampak. Apalagi akhlaq atau moralitas dalam konteks berpikir akademis masih sangat rendah bahkan cenderung rusak. Rusaknya, karena ilmu dipisahkan dari akhlaq, berpikir dipisahkan dari berzikir. Sehingga seorang ilmuwan muslim bisa berpikiran sesat dengan alasan ‘sekedar wacana’. Lagi-lagi ini karena kerusakan ilmu yang terpisah dari iman dan akhlaq alias ilmu sekuler.

LANGIT7.ID : Apakah visi Unida Gontor jadi salah satu tawaran solusi bagi persoalan pendidikan tinggi kita?

Hamid Fahmy Zarkasyi: Unida Gontor menawarkan sistem universitas bersistem pesantren. Semua mahasiswa dan mahasiswinya diasramakan dan diberi tanggung jawab untuk mengatur kegiatan mereka sendiri di bawah kontrol para dosen yang juga berada di dalam asrama. Sehingga tiga pilar worldview yaitu ilmu-iman-amal dapat ditanamkan ke dalam jiwa para mahasiswa.

Dengan sistem asrama ini saya yakin 10 kompetensi yang diputuskan dalam World Economic Forum 2016 dapat ditanamkan ke dalam diri mahasiswa/i. Dengan sistem ini mahasiswa/i tetap bebas tapi terkontrol dan pada akhir program S1 maupun S2 nya mahasiswa/i tidak hanya lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi tapi juga Indeks Prestasi Kesantriannya dengan 10 kompetensi itu juga tinggi.


LANGIT7.ID
: Salah satu concern Unida Gontor adalah Islamisasi Ilmu Pengetahuan kontemporer. Bagaimana Islamisasi Ilmu Pengetahuan kontemporer menjawab persoalan tersebut? Bagaimana peran konkret Unida Gontor?

Hamid Fahmy Zarkasyi: Di Unida Gontor, Islamisasi Ilmu Pengetahuan kontemporer diintegrasikan dan didahului dengan Islamisasi atau intensifikasi worldview mahasiswa. Sebab Islamisasi tanpa basis worldview yang kuat akan gagal.

Untuk mengatasi problem ilmu sekuler mahasiswa di Unida dari semester 1 hingga 7 wajib mengambil Mata Kuliah (MK) Worldview Islam dengan menyesuaikan jenis program studinya. Sehingga ketika mahasiswa yang belajar pada prodi sains dan humaniora, dia sudah tahu bagaimana posisi Islam dan bahkan bisa bersikap kritis pada ilmu dan wacana yang berkembang di program studinya.

Namun, untuk pemahaman lebih dalam dan pelaksanaannya diajarkan di program S2 dan S3. Dengan struktur ini Program Pascasarjana menjadi tempat menggodok teori dan praktek Islamisasi yang kemudian diaplikasinya pada Tridharma Parguruan Tinggi.

Rektor Unida Gontor: Rusaknya Ilmu karena Terpisah dari Iman

LANGIT7.ID : Salah satu nasehat Trimurti adalah mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berarti, bagaimana wujudnya? Bisa dijelaskan mungkin dari capaian-capaian konkret Unida Gontor, dosen, alumni hingga mahasiswanya.

Hamid Fahmy Zarkasyi : ‘Bermutu’ dalam konteks akreditasi adalah unggul yaitu yang Tridharmanya dilakasanakan secara maksimal. Dalam bahasa akreditasi saat ini dapat memenuhi 9 kriteria dengan nilai unggul. Bahkan ke depan beberapa prodi Unida akan diakreditasi internasional, dan kami sudah bersiap-siap untuk itu.

Berarti dalam konteks keumatan adalah menghasilkan sarjana-sarjana yang ilmunya bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan dosen-dosen di dalamnya menjadi rujukan masyarakat dalam berbagai bidang keilmuan.

Saat ini mahasiswa asing sudah ada sekitar 10% dari 5.000 mahasiswa. Dosen yang bisa mengajar bahasa asing Arab atau Inggris sudah ada pada hampir semua program studi. Dosen dan Mahasiswa Unida Gontor sudah banyak yang bisa ikut seminar internasional di Eropa dan Asia. Saat ini, Unida telah memiliki MoU dengan 140 Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri.

Jadi jalan menuju universitas internasional sudah dimulai. Mungkin untuk menjadi World Class University dalam waktu dekat ini belum terpenuhi. Tapi dari kualitas alumninya, Unida Gontor berani membuat target World Class University Graduate. Jadi alumni sudah siap bekerja dan mengabdi di negara manapun di seluruh dunia.

LANGIT7.ID : Unida Gontor punya berapa profesor, apakah ini bagian dari mewujudkan ulama yang Intelek sebagaimana nasehat KH Imam Zarkasyi? Ada berapa kandidat profesor lagi di Unida? Apakah semua dosen didorong ke arah sana?

Hamid Fahmy Zarkasyi : Sekarang ada tiga profesor dan pada ulang tahun Gontor yang ke-100 akan ditargetkan 10 profesor dan 100 doktor. Benar di sini tidak ada ganjal mengganjal untuk naik jabatan fungsional dosen. Semua dosen didorong untuk mencari gelar doktor dan menjadi profesor. Yang masih muda dan mampu kami dorong, meskipun harus mendahului yang tua, disini hal seperti itu tidak ada masalah.

Soal ulama Intelek itu konsepnya lain. Di sini semua mahasiswa apapun prodinya wajib memahami dan mengamalkan Islam, kalau bisa setingkat Ulama. Jika tidak sekurang-kurangnya semua lulusan Unida Gontor harus bisa menjadi ustadz.

LANGIT7.ID : Terakhir Ustadz. Kalau boleh tahu, dari lulusan negara mana saja profil Dosen Unida Gontor? Adakah lulusan kampus barat? Berapa orang dan apa saja peran mereka?

Dosen Unida Gontor banyak yang lulus S2 dan S3 dari Mesir, Sudan, Saudi, Qatar, Pakistan, Malaysia, Inggris dan Amerika. Saya lulus M.Phil dari Birmingham, Inggris dan saat ini terdapat empat orang dosen yang sedang kuliah S3 di Sydney Australia, London dan Coventry Inggris.

Bagi dosen yang lulusan luar negeri akan saya beri tugas meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta penelitian seperti yang mereka alami di luar negeri, termasuk bahasa tentunya.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 16 Februari 2025
Imsak
04:31
Shubuh
04:41
Dhuhur
12:10
Ashar
15:22
Maghrib
18:19
Isya
19:29
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan