LANGIT7.ID, Pekalongan - Kisah kesederhanaan Mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa
Gus Dur diceritakan Abdul Adhim, Ketua PC Lakpesdam NU Kota Pekalongan.
Kesederhanaan mantan Ketua Umum PBNU ini diketahuinya sekitar tahun 1978 saat beliau silaturahmi ke KH Mahmud Masykur, di belakang Masjid Al Jami Kauman, Kota Pekalongan.
Suatu hari menjelang malam, tiba-tiba KH Mahmud dikagetkan dengan kehadiran sosok Gus Dur. Tanpa mengabari sebelumnya tiba-tiba Gus Dur mengetuk pintu rumah KH Mahmud Masykur. Beliau menyampaikan bahwa kehadirannya ke Pekalongan meminta diantar untuk ziarah ke para alumni Pesantren Tebuireng Jombang.
Bergegas Mahmud Masykur menghubungi H Zaky Junaid untuk mempersiapkan mobil terbarunya Mercedez Benz C-200. Setelah mobil siap dengan sopirnya, ia mengatakan,
"Ayo Gus monggo kita jalan. (Ayo gus silahkan, kita jalan)
" . Dengan enteng Gus Dur menjawab
"Ojo numpak mobil, awakmu duwe ne opo? (Jangan naik mobil, kamu punyanya apa?)".
Baca juga: Gusdurian Galang Donasi untuk Korban Tragedi KanjuruhanMahmud Masykur pun menjawab pertanyaan Gus Dur.
“Aku duwene sekuter (vespa) Gus (aku punyanya vespa, gus),” Gus Dur pun setuju dengan kendaraan yang dimilik Mahmud Masykur.
"Iyo wis kui wae (Iya itu saja)," jawab Gus Dur.
Kemudian Gus Dur diantar keliling Pekalongan ziarah, kepada para alumni yang masih hidup juga kepada para alumni yang sudah meninggal dunia. Kebetulan mayoritas yang didatangi tidak berada di rumah. Keliling itu sampai sekitar pukul 00.00 (dinihari) setelahnya kembali lagi ke rumah.
Sampainya ke rumah sudah banyak orang berkumpul, ada puluhan aktivis muda Pekalongan yang tergabung dari PMII, IPNU dan PII. Mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan hadirnya cucu pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asyari.
Para aktivis muda itu meminta Gus Dur untuk memberikan brifing terkait bagaimana langkah gerak ke depan untuk menjalankan organisasi di tengah kepemimpinan nasional Orde Baru yang penuh tirani dan kebijakan yang otoriter.
Briefing berlangsung hangat dengan lontaran-lontaran pertanyaan dari aktivis muda Pekalongan hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul 3 dini hari.
"Gus sudah pukul 3 mari istirahat", kata KH Mahmud Masykur. Gus Dur lalu menjawab “
Aku arep langsung ke Yogyakarta jam 9 isuk wis janjian kepanggih KH Ali Maksoem (saya akan langsung ke Yogyakarta jam 09.00 WIB sudah janjian bertemu KH Ali Maksoem".
"
Monggo mobil sudah siap Gus untuk mengantar ke Jogja (mobil terbarunya H Zaky Junaid sudah disiapkan di depan Gang X Kauman ),” kata KH Mahmud Masykur dikutip dari NU Online Jateng.
Gus Dur menjawab "
ora usah repot-repot aku moh numpak mobil (tidak usah repot-repot, aku tidak mau naik mobil) , aku
boncengke wae numpak (boncengkan saja naik) skutermu
mau (tadi), aku tak
numpak (naik) bis umum."
Baca juga: Akun Medsos Garis Lucu dan Tradisi Humor dalam Khazanah IslamDengan berat hati atas keinginan Gus Dur langsung KH Mahmud Masykur mengantar naik skuter ke Bangjo (lampu merah) Grogolan untuk menunggu bis malam.
Baru sekitar pukul 03.30 WIB menjelang subuh, bis malam dari Jakarta lewat dan mau untuk berhenti. Gus Dur naik bis itu sendirian dengan menenteng plastik dipundaknya.
(sof)