LANGIT7.ID-, Jakarta- - Taubat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim yang telah melakukan
kesalahan atau dosa. Namun, taubat bukan sekadar meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama. Taubat juga harus dilakukan dengan cara yang benar.
"Bedakan antara proses bebas dengan diterimanya tobat. Nah, dan gabungan dari keduanya, kita baca dulu Quran surah keempat An-Nisa di ayat ke-17," kata Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam tausiahnya, Sabtu (6/5/2023).
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
"Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (QS An-Nisa: 17).
Baca juga:
Bolehkah Mengumumkan Perolehan Dana Masjid?Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala menjelaskan, taubat yang diterima adalah taubat yang dilakukan dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Taubat hanya akan diterima jika seseorang menyadari kesalahannya dan segera bertaubat dengan sungguh-sungguh.
"Seburuk-buruknya manusia pasti selalu ada lintasan dalam hatinya yang menyadari itu salah. Nah, ketika itu terpikir dan terlintas dalam benak seseorang, sadari itulah petunjuk Allah. Itu Hidayah," jelas UAH.
Bagi UAH, kunci dari taubat yang benar adalah kesadaran untuk segera bertaubat. Orang yang segera bertaubat akan lebih efektif dalam melakukan taubat dibandingkan dengan yang menunda-nunda.
"Kalau ingin cepat diterima oleh Allah, taubatnya begitu terlintas dalam benak, dalam jiwa hati, menyadari kesalahan. Itu petunjuk awal. Cepat ambil untuk taubat,” ujar UAH.
UAH menekankan pentingnya menyadari faktor yang menyebabkan taubat sambel. Taubat sambel berarti hanya sadar sesaat, dosa yang dilakukan terus diulang. Selain itu, saat ada petunjuk tidak langsung bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Seorang muslim seharusnya tidak menunda-nunda taubat dan segera istighfar kepada Allah, jika merasakan melakukan kesalahan. Menyadari kesalahan adalah petunjuk. Rumusnya, percepat untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
Semakin lama seseorang menunda-nunda untuk bertaubat, semakin sulit untuk melakukan beristighfar. Hati bisa keras dan tak lagi bisa melihat kebenaran, apalagi menerima petunjuk. Maka itu, UAH menekankan pentingnya untuk segera bertaubat ketika menyadari kesalahan.
"Kita nggak akan tahu di titik mana ajal tiba. Makanya bersegera untuk minta ampun, taubat kepada Rabbmu,” tutur UAH.
Dalam Al-Qur’an, pahala bagi orang bertaubat adalah menjadi kekasih Allah Ta’ala.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah: 222).
Selain itu, dalam Tafsir Jalalain, orang yang bertaubat juga akan dimuliakan oleh Allah. Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Tafsir Munir, orang yang bertaubat adalah orang yang menyesali dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
Itulah yang disebut taubat nasuha, seperti firman Allah,
“Hai orang-orang yang Beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya).” (QS At-Tahrim: 8).
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berseru,
“Dan bertaubatlah kepada Allah Wahai semua orang yang Beriman, supaya kalian beruntung.” (QS An-Nur: 31).
Selain itu, pahala atau kebaikan bertaubat tidak hanya dirasakan nanti di akhiratm, namun juga saat di dunia. Artinya, prisma pahala bertaubat itu tidak Hanya menguap secara vertikal ke langit, tapi juga membentang secara horizontal di bumi. Jadi, orang yang bertaubat sejatinya tengah membangun prinsip ekuilibrium antara dunia dan akhirat.
Taubat Harus Dibarengi Amal ShalihTaubat harus disertai dengan amal shalih. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal shalih, maka sesungguhnya Allah akan menerima taubatnya.” (QS Al-Furqan: 71).
Dalam hadits Qudsi disebutkan, “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan Aku tidak peduli.
Wahai Anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke langit, kemudian kemau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
Wahai Anak Adam, sesungguhnya jika kamu datang kepadaku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukanku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datangkan untukmu ampunan sepenuh bumi (pula).” (HR Turmudzi)
Doa yang Tidak DiterimaAllah tidak menerima taubat manusia dalam dua keadaan. Pertama, ketika nyawa manusia telah sampai ke kerongkongan. Nabi Muhammmad SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (nyawanya) belum sampai ke kerongkongan.” (HR Turmudzi).
Kedua, ketika telah terjadi kiamat. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR Muslim). Maksud matahari terbit dari Barat adalah hari kiamat.
(ori)