Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 19 Mei 2024
home masjid detail berita

Punya Tabungan di Bank, Bagaimana Cara Hitung Zakatnya?

Muhajirin Kamis, 07 September 2023 - 14:53 WIB
Punya Tabungan di Bank, Bagaimana Cara Hitung Zakatnya?
ilustrasi
skyscraper (Desktop - langit7.id)
Pakar Fikih Kontemporer, KH Ahmad Zahro, menjelaskan, cara menghitung zakat yang ditabung di bank. Dia mengungkapkan, menghitung zakat uang tabungan di bank tidak sulit.

Zakat memiliki satu nisab, yaitu setara dengan 90 gram emas. Jika jumlah uang di bank mencapai 200 juta rupiah, maka jumlah tersebut setara dengan 200 gram emas, atau dua kali lipat dari nisab zakat.

Dalam konteks perhitungan zakat, rumusnya sederhana: setiap satu juta rupiah yang dimiliki, berarti wajib membayar zakat sebesar Rp25.000. Jika Anda memiliki 200 juta rupiah, zakat yang harus dibayarkan adalah 25 kali lipat dari jumlah tersebut.

"Zakat itu satu nisabnya kan 90 gram, sekitar 90 gram emas. Rp200 juta dapat kurang lebih 200 gram, maka dua nisab lebih. Mudahnya ginilah, setiap satu juta zakatnya Rp25.000. Wajib zakat kan sekitar Rp90 juta. Kalau Rp200 juta, berarti 25 kali 200. Itu yang mudah saja, yang penting ada kemauan," ucap KH Zahro saat menyampaikan tausiah secara daring, dikutip Kamis (7/9/2023).

Baca juga:15 Cara Hemat Air di Rumah Saat Krisis Air Bersih

Namun, perhitungan zakat tidak semata-mata soal matematika, melainkan juga masalah kemauan. KH Zahro menekankan, masalah zakat bukan seberapa sulit menghitungnya, melainkan seberapa besar kemauan untuk melaksanakan kewajiban tersebut

Namu sayangnya, kesadaran akan zakat masih belum tinggi di masyarakat, meskipun zakat memiliki peran penting dalam membuka pintu rezeki. Dia menegaskan, bayar zakat berarti membuka keran rezeki sendiri.

Allah SWT telah menyediakan pintu rezeki, dan salah satu cara untuk membukanya adalah dengan membayar zakat. Zakat adalah kewajiban, terutama bagi mereka yang telah mencapai tingkat kekayaan yang memenuhi nisab.

"Ini masalahnya. masalah zakat bukan ngitungnya Bagaimana, tapi kemauannya ada enggak. belum banyak orang yang sadar zakat. padahal zakat itu sama dengan membuka keran rezeki sendiri. Orang yang zakat sama dengan orang yang membuka keran rizki sendiri," ujar KH Zahro.

Kesadaran membayar zakat bukti rasa syukur seseorang kepada Allah SWT. Keikhlasan menjalankan kewajiban itulah yang membuka pintu rezeki. Hal itu termaktub dalam Al-Qur'an Surah Ath-Thalaq ayat 3-4.

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq: 2-3)

Orang taat soal harta adalah orang yang membayar zakat. Orang yang tidak sadar zakat, berarti tidak pandai bersyukur dan tidak taat kepada Allah SWT. Maka itu, dia meminta semua umat Islam memiliki kesadara tersebyt.

Kesadaran zakat tak perlu menunggu sampai punya tabungan menggunung. Bisa memulai dengan menghitung penghasilan tiap bulan. Pekerjaan apa saja asal dalam setahun terkumpul sekitar 90 gram emas, berarti wajib zakat. Gampangnya, sekarang 1 gram sekitar satu juta dikali 90 berarti nisab sekitar Rp90 juta. Dibagi 12 bulan berarti sekira Rp7 juta sampai Rp8 juta per bulan.

"Orang yang penghasilannya tiap bulan Rp8 juta, wajib zakat. Kalau kurang, tidak wajib. Kalau sudah zakat, mintalah kepada Allah, 'Ya Allah, banyakkan zakat saya'. Bukan 'Banyakkan uang saya', tapi 'Banyakkan zakat saya'," ujar KH Zahro

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 19 Mei 2024
Imsak
04:25
Shubuh
04:35
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan