LANGIT7.ID-, Jakarta- - Striker FC Nantes, Mostafa Mohamed dikeluarkan dari tim untuk pertandingan melawan Monaco, Ahad lalu. Sanksi tersebut berkaitan dengan penolakan Mostafa, yang merupakan seorang Muslim, untuk mengenakan jersey yang mengkampanyekan hak-hak LGBTQ+.
Melansir Goal.com, Rabu (22/5/2024), ini bukan kali pertama Mostafa menghadapi konsekuensi atas pendiriannya. Tahun lalu, Mostafa juga menolak mengenakan jersey berwarna pelangi saat melawan Touluse. Penolakan tersebut membuat Mostafa dikenakan denda.
“Saya menghormati semua perbedaan. Saya menghormati semua keyakinan dan keyakinan. Rasa hormat ini meluas ke orang lain tetapi juga mencakup rasa hormat terhadap keyakinan pribadi saya,” tulis striker asal Mesir itu di akun X miliknya.
“Mengingat asal usul saya, budaya saya, pentingnya agama dan keyakinan saya, tidak mungkin bagi saya untuk berpartisipasi dalam kampanye ini,” kata pemain Muslim berusia 26 tahun itu.
Baca juga:
Marcus Rashford Tidak Masuk Skuad Timnas Inggris di EURO 2024Selain Mostafa Mohamed, pesepakbola asal Maroko yang bermain di klub Toulouse, Zakaria Aboukhlal juga dikeluarkan dari daftar tim karena menolak untuk berpartisipasi dalam kampanye melawan homofobia, dengan alasan keyakinan agama.
Dalam Islam, Kristen dan semua agama ketuhanan melarang keras hubungan dan pernikahan sesama jenis. Islam mengajarkan bahwa setiap orang beriman tidak boleh melakukan perbuatan cabul dan dengan cara apa pun ikut serta dalam dakwahnya.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa homoseksualitas bukanlah dosa, namun menganggap hubungan homoseksual sebagai dosa.
Mantan Paus Benediktus XVI menyerukan pembelaan umat manusia terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh perilaku homoseksual, dan memperingatkan bahwa tindakan homoseksual dapat menyebabkan kehancuran umat manusia.
(ori)